Kertas Hologram Pemantul Cahaya Pada Kendaraan Mahal ?
Jumat, 23 Agustus 2019, 08:08 WIBBisnisNews.id -- Pemerintah melalui Ditjen Perhubungan Darat (Hubdat) tengah menggalarkan program keselamatan di jalan raya. Salah satunya dengan gerakan pemasangan alat pemantul cahaya di kendaraan khususnya truk dan bus angkutan umum.
Dengan alat pemantul cahaya tersebut, maka kendaraan di depan akan bisa kelihatan termasuk di malam hari saat terkena sinar atau lampu kendaraan di belakangnya. "Dengan begitu, diharapkan bisa mencegah terjadinya kecelakaan khususnya tabrakan dari belakang," kata Direktur Angkutan Jalan Ahmad Yani, ATD, MT menjawab BisnisNews.id di Jakarta, kemarin.
Sesuai arahan Dirjen Hubdat Budi Setiyadi, ke depan seluruh kendaraan khususnya angkutan umum barang dan penumpang bisa memasang alat pemantul cahaya ini. Dengan begitu, kasus tabrakan dari belakang bisa dicegah bahkan dihilangkan.
Beberpa kasus kecelakaan tabrakan di jalan tol Cipali, menurut Ahmad Yani terjadi kasus tabrakan belakang. Kasus ini terjadi karena pengemudi kendaraan di belakang tidak bisa melihat dengan jelas kendaraan di depannya, baik yang tengah melaju atau bahkan berhenti di bahu jalan.
"Akibatnya, sering terjadi kecelakaan sampai menelan korban harta dan nyawa manusia. Kasus seperti itulah yang hendak kita cegah bersama," jelas Ahmad Yani.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Aptrindo Kyatmaja Lookman mengatakan, rencana Pemerintah untuk mewajibkan pemasangan kertas gologram pemantul cahaya, masih terkendala soal harga. "Harga kertas hologram itu masih cukup mahal untuk sebagian pengusaha angkutan nasional," katanya menjawab BisnisNews.id.
Dia mengatakan, untuk memasang hologram di bak belakang truk butuh sepajang 5 meter. Harganya mencapai Rp100 ribu. "Sesuai arahan Dirjen Hubdat kemarin, diminta seluruh body kendaraan dari empat sisi dipasang hologram tersebut," kata Kyat, lagi.
Sementara, menurut dia, untuk sisi samping butuh 15 meter, atau Rp300 ribu. Untuk dua sisi maka butuh Rp600 ribu. "Atau Rp700 ribu untuk satu truk dengan asumsi di sisi depan tidak dipasang hologram," kilah Kyat.
Oleh karena itu, pengusaha truk ini meminta Pemerintah untuk bijak dan bisa memberikan solusi yang terbaik untuk dunia usaha. "Pihak swasta komit untuk mendukung program peningkatan keselamatan ini. Tapi, kalau harganya mahal semestinya ada solusi yang terbaik dan menguntungkan semua," papar Kyat.
Sementara, Ahmad Yani juga tak menampik harga hologram yang dikatakan "mahal" tersebut. "Tapi, masih lebih mahal jika dibandingkan kalau mereka celaka. Untuk itu, para pelaku usaha hendaknya bisa memahami mengapa program Pemerintah ini mesti dilakukan," tandas Ahmad Yani.(helmi)