Ketegangan China - AS Mereda, Harga Minyak Relatif Stabil
Rabu, 21 Agustus 2019, 10:22 WIBBisnisnews.id - Meredanya ketegangan antara Amerika - China telah menyulut sikap optimisme para pelaku pasar di negara itu, diikuti mulai stabilnya harga minyak pada akhir erdagangan Selasa atau Rabu (Wib).. Pertumbuhan ekonomi makin optimis, setelah sebelumnya jatuh akibat kekhawatiran prospek permintaan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk penyerahan September, patokan internasional untuk harga minyak, menetap 29 sen atau 0,5 persen lebih tinggi menjadi 60,03 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Seperti dilansir dari Antara, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, naik 13 sen menjadi berakhir di 56,34 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Baca juga: Presiden Jokowi dan Menhub Sibuk Kunker
Baca Juga :Pengamanan Khusus Anjungan Minyak
Baca JUga :Ratusan Kontainer Nyemplung ke Laut
Minyak mentah AS berbalik lebih rendah dalam perdagangan pasca-penyelesaian setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ia tidak siap untuk membuat kesepakatan perdagangan dengan China.
Amerika Serikat mengatakan akan memperpanjang penangguhan hukuman yang mengizinkan Huawei Technologies, China, untuk membeli komponen dari perusahaan AS, menandakan sedikit pelunakan dari konflik perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia.
"Ini adalah surut dan mengalirnya perang dagang AS-China dan beberapa harapan stimulus ekonomi yang datang di pasar-pasar ini, termasuk potensi stimulus fiskal oleh Jerman," kata John Kilduff, seorang mitra di Again Capital di New York, dikutip dari Reuters.
Kekhawatiran atas tingkat permintaan minyak keseluruhan terus membebani harga minyak mentah. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun ini sebesar 40.000 barel per hari (bph) menjadi 1,10 juta barel per hari dan mengindikasikan pasar akan mengalami sedikit surplus pada 2020.
Reli di pasar ekuitas di seluruh dunia karena ekspektasi yang meningkat bahwa ekonomi global akan mengambil tindakan terhadap perlambatan pertumbuhan, juga memberikan dukungan terhadap harga minyak.
Suku bunga referensi pinjaman baru China ditetapkan sedikit lebih rendah pada Selasa (20/8/2019) setelah bank sentral mengumumkan reformasi suku bunga yang dirancang untuk mengurangi biaya pinjaman perusahaan, sementara di Jerman ada juga langkah positif.
Pemerintah koalisi Jerman mengatakan akan siap untuk mengabaikan aturan anggaran berimbang dan mengambil utang baru untuk menghadapi kemungkinan resesi.(*/Jam)