Penurunan Harga Minyak Dunia Belum Berdampak Signifikan ke Harga BBM Nasional
Jumat, 03 April 2020, 16:33 WIBBisnisNews.di -- Penurunan harga minyak dunia terus berlanjut, bahkan sempat jatuh ke level terendah sejak tahun 2002. Harga minyak mentah West Texas Intermediate di AS turun 6,6 persen atau USD1,42 menjadi USD20,09 per barel, sedangkan untuk harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan dunia turun 8,7 persen menjadi USD22,76 per barel yang terjadi pada Selasa, (31/3/2020) yang lalu.
Sementara, pada Kamis (3/2/2020) kemarin, harga minyak dunia kembali meroket dimana untuk West Texas Intermediate naik sebesar 24,67% menjadi USD 25,32 per barrel. Sedangkan minyak mentah Benchmark internasional, minyak mentah Brent melonjak 17,8 persen, atau USD 4,40, diperdagangkan pada USD 29,14 per barel.
"Dengan kondisi seperti ini, pemerintah maupun badan usaha belum juga menurunkan harga BBM subsidi maupun BBM non subsidi," kata Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan di Jakarta, Jumat (3/4/2020) siang.
Dia mengatakan, saat ini penurunan harga BBM baik itu subsidi maupun non subsidi di Indonesia/ Pertamina masih belum bisa dilakukan. ”Saya melihatnya, bulan ini sepertinya belum bisa diturunkan harga BBM baik itu subsidi maupun non subsidi."
"Hal ini karena saat Pertamina membeli minyak mentah maupun produk harganya masih belum mengalami penurunan secara signifikan seperti saat ini," jelas Mamit.
Impor Dengan Harga USD50/ Barel
Dikatakan, Pertamina biasanya mengimpor 1-2 bulan lalu saat harga minyak dunia masih diangka US$ 50 per barrelnya. Dia juga menyampaikan bahwa salah satu faktor sebagai untuk penghitungan harga BBM adalah kurs mata uang rupiah dengan mata uang dollar AS.
”Saat ini kurs mata uang Rupiah babak belur dalam menghadapi mata uang dollar AS. Jadi, memang masih menjadi beban bagi Pertamina dalam menghitung rencana penurunan BBM tersebut,” kembali Mamit menjelaskan.
Menurut dia, penurunan harga BBM ditengah pandemik COVID-19 ini tidak akan memberikan dampak yang signifikan kepada harga BBM di masyarakat. ”Saat ini kegiatan masyarakat adalah bekerja di rumah."
Implikasinya, sebut Mamit, mereka mengurangi aktivitas mobilisasi sehingga jika dilakukan penurunan BBM saat ini tidak memberikan multiplier effect yang cukup signifikan.
“Saya kira, Pertamina itu harus menurunkan harga BBM ketika kita sudah dalam kondisi normal dan masyarakat kembali beraktivitas dengan harapan bisa menumbuhkan kembali perekonomian masyarakat yang sudah terpuruk saat pandemi COVID-19 ini," terang Mamit.
Dengan harapan, tambah alumni Terknik Perminyakan Universitas Trisakti itu, ke depan harga minyak dunia tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan.(helmi)