Ketua Umum INSA: Loyalitas Indonesia Pada Infrastruktur Kemaritiman Cukup Tinggi
Selasa, 24 September 2019, 18:56 WIBBisnisnews.id - Pada pertemuan Indonesia – The Netherlands Business and Investment Forum on Infrastructure and Maritime di Rotterdam, Belanda Senin, pelaku usaha pelayaran nasional menyampaikan, pengembangan infrastruktur di sektor kemaritiman menjadi prioritas .
Priotitas pwngwmbanvam itu dilakukan karena pemerintah Indonesia menempatkan posisi bahwa laut dan perairan menjadi
salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.
Ketua Umum DPP INSA yang nuga Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia bidang Perhubungan Carmelita Hartoto yang didaulat sebagai Vice-Chairperson pada pertemuan itu menjelaskan, Indonesia termasuk salah satu dari banyak negara berkembang yang telaj menginvestasikan banyak sumber dayanya untuk mengembangkan moda transportasi yang andal sehingga tidak kalah saing dengan perkembangan transportasi di kota-kota besar di dunia, yang saat ini telah meningkat secara signifikan.
Nampak hadir pada pertemuan itu Duta Besar Indonesia untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha, Kasubdit Untuk Sumatra dan Kalimantan BKPM, Saribua Siahaan, Direktur Teknik PT. Pelindo II, Dani Rusli Utama dan Director of Port of Rotterdam International, Mr. René van der Plas.
Menurut Carmelita, perubahan yang cukup signifikan terjadi pada perkembangan transportasi di kota-kota besar di dunia. Hal tersebut dapat dicirikan melalui digitalisasi pada moda transportasi yang lebih aman dan berkelanjutan.
“Tanpa kita sadari, sekarang ini kita telah memasuki era revolusi industry 4.0,” ujar Carmelita.
Carmelita mencontohkan, sekarang ini, Indonesia telah memiliki Mass Rapid Transportation (MRT) dan Light Rapid Transportation (LRT), yang dipercaya dapat mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas yang kian tinggi.
“Selain itu, Indonesia juga terus melakukan peremajaan fasilitas dan infrastruktur. Dalam lima tahun terakhir, telah dilakukan pembangunan infrastuktur transportasi dalam skala besar, mulai dari jalan tol, rel kereta api, pelabuhan dan bandara, yang dibangun secara merata dari Sumatera ke Papua,” jelas Carmelita.
Perkembangan transportasi tersebut, menurut Carmelita, tidak dapat dipisahkan dari keinginan Indonesia untuk mengurangi biaya logistik, yang masih berkisar pada 24 persen dari total Produl Domestik Bruto.
Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau, kata Carmelita Indonesia memiliki tantangan dan keunikan tersendiri dalam pengembangan sistem transportasi dan logistiknya. Berdasarkan karakteristik tersebutlah, saat ini Indonesia menjadikan pengembangan sektor kelautan sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan Indonesia, di mana transportasi laut bisa dianggap sebagai tulang punggung sistem transportasi di Indonesia.
Lebih lanjut, Carmelita menyatakan bahwa pertemuan antara Indonesia dan Belanda ini merupakan hasil kolaborasi jangka panjang antara kedua negara, mengingat Belanda telah lama menjadi mitra Indonesia dalam pengembangan infrastruktur dan perekonomian.
“Kami berharap kerjasama yang sudah terjalin baik ini dapat memberikan value bagi kedua negara, bukan hanya untuk Indonesia, melainkan juga harus memberikan value lebih kepada Belanda dalam hal pembangunan ekonomi dan investasi di masa depan,” katanya.
Forum ini, lanjut Carmelita juga diharapkan dapat menjadi sarana dialog bagi semua pemangku kepentingan antara Indonesia dan Belanda untuk membahas isu-isu terkait perdagangan dan investasi antara kedua negara.
“Pada pertemuan ini, kita berkesempatan untuk memperkenalkan infrastuktur kita yang luar biasa serta peluang investasi di dunia kemaritiman pada pertemuan komunitas bisnis antara dua negara,” jelas Carmelita
Carmelita berharap, forum ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan wawasan tambahan untuk perwakilan kedua negara serta memberikan solusi untuk setiap tantangan di sektor transportasi dunia di masa depan. (Syam S)