Khawatir Cacat Hukum, INAPGOC Tunggu Inpres
Jumat, 23 Juni 2017, 22:04 WIBBisnisnews.id - INAPGOC sebagai panitia penyelenggara Asian Paragames 2018 ternyata masih tersangkut beberapa kendala yang vital. Ternyata INAPGOC belum memiliki Inpres sebagai payung hukum dalam melakukan aktivitas. Kemudian kantor pun INAPGOC belum punya.
Presiden INAPGOC, Raja Sapta Oktohari juga menegaskan, masih banyak yang belum menyadari, setelah Asian Games 2018 akan langsung disambung Asian Paragames yang bobotnya sama di mata dunia. Karena itu perlu penyatuan persepsi agar kedua event yang akan berlangsung di Indonesia itu sukses.
"Jadi kalau Asian Games berhasil tetapi Asian Paragames tidak berhasil, bisa cacat juga Indonesia. Alhamdullilah responnya cukup positif dari semua stake holder Sekarang semua sedang berjibaku mempersiapkan semua kebutuhan Asian Paragames," jelas Okto.
Oktohari dalam keterangannya kepada puluhan awak media, mengungkapkan,
Panitia Penyelenggara Asian Paragames 2018 (INAPGOC) terkendala belum keluarnya Instruksi Presiden (Inpres). Padahal, Inpres tersebut dibutuhkan sebagai payung hukum bagi INAPGOC dalam mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk persiapan penyelenggaraan pesta olahraga bagi penyandang disabilitas tersebut.
Masalah Inpres ini patut mendapat perhatian. Apalagi, waktu yang dimiliki INAPGOC untuk mempersiapkan multi-event tersebut tinggal sedikit. Asian Paragames 2018 yang mempertandingkan 17 cabang olahraga akan digelar pada Oktober mendatang.
"Inpres untuk INAPGOC sangat penting dalam mempersiapkan Asian Paragames 2018. Saat ini, kita lagi usulkan," kata Presiden INAPGOC, Raja Sapta Oktohari pada acara buka puasa bersama dengan awak media di 02 Club Sahid Tower, Jakarta, kemarin.
Selain masalah Inpres, kata Okto yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sepeda Seluruh Indonesia (PB ISSI) belum adanya fasilitas kantor.
"Sampai saat ini kami belum ada kantor yang bisa menunjang kinerja seluruh personil INAPGOC. Ini yang akan dikejar dulu karena susah kerja kalau masih sporadis," imbuhnya.
Meski ada kendala, Okto berharap tidak menjadi hambatan dalam mempersiapkan Asian Paragames 2018. "Bagaimanapun juga acaranya kan tidak bisa ditunda lagi. Makanya, kendalan itu jangan jadi hambatan," katanya.
Guna mengatasi kendala-kendala tersebut, Okto secara intens terus mengingatkan kepada pihak-pihak terkait."Saya sering membicarakannya saat bertemu beberapa menteri terkait dalam acara buka puasa bersama. Karena kalau mengikuti formalitas maka administrasinya bakal panjang," tuturnya.
Menurut Okto, sejauh ini progres yang dicapai INAPGOC cukup positif. Apalagi, komunikasi kepada seluruh stake holder terus dijalin tentang pentingnya INAPGOC dan pelaksanaan Asian Paragames 2018.
Progres positif juga terjadi dalam hal anggaran. Berkat komunikasi yang baik dengan seluruh stake holder terutama dengan Kemenpora, Kementerian Keuangan dan DPR RI, INAPGOC mendapat tambahan anggaran untuk 2017. Dari semula Rp 20 miliar menjadi Rp 86 miliar.
Selain itu, dipastikan pada 2018 INAPGOC kembali akan mendapat kucuran dana sebesar Rp 800 miliar lebih. "Dana dari pemerintah itu tentu masih kurang. Kita akan harus berkomunikasi lagi. Harus kasak-kusuk lagi cari anggaran," ujarnya. (Gungde Ariwangsa)