Kiat Presiden Jokowi Bertahan di Tengah Tantangan Global
Selasa, 14 Januari 2020, 11:14 WIBBisnisNews.id -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak bangsa Indonesia merubah paradigma dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia. Selama ini banyak bertumpu pada komoditas, dan selalu mengekspornya dalam bentuk bahan mentah.
Ke depan harus diolah di dalam negeri, baru diekspor. Atau dikinsumsi untuk kebutuhan lokal. Dengan begitu akan memberikan nilai tambah besar dan kita mudah dipermainkan oleh pasar.
Presiden Jokowi memberikan contoh, pemanfaatan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Indonesia memiliki 13 juta hektare kebun kelapa sawit dengan produksi kurang lebih 46 juta ton per tahun.
Kini, Uni Eropa memunculkan isu bahwa CPO Indonesia tidak ramah lingkungan. "Saya kira, isu ini hanya soal perang bisnis antarnegara saja. Implikasinya, CPO ini bisa lebih murah dari minyak bunga matahari yang mereka hasilkan," jelas Jokowi.
Presiden menyerukan, paradigma itu sekarang harus kita ubah. CPO lebih banyak kita pakai untuk kebutuhan domestik. "Negeri ini masih menbutuhkan banyak CPO termasuk untuk substitusi BBM, sehingga bisa menekan impor dan tidak menguras devisa negara."
"Ke depan, kita bisa jadikan CPO campuran untuk biodiesel melalui program B20 tahun lalu, kini mulai B30, dan nanti jadi B50. Tak perlu khawatir tidak diminati oleh pasar," kilah Jokowi.
Bayangkan, papar Presiden Jokowi, dengan mandatori B30, kita/ Indonesia akan bisa menghemat kurang lebih Rp110 triliun per tahun.
Dari CPO, hilirisasi industri kita terapkan pada komoditas lain seperti nikel, bauksit, timah, batu bara, hingga kopra. "Nantinya, komoditas-komoditas tersebut tidak akan diekspor dalam bentuk mentah. Semua dalam bentuk jadi atau setengah jadi," sebut @jokowi.
Dengan cara itulah, menurut Presiden, di tengah situasi global yang penuh tantangan, Indonesia mampu tetap berdiri tegak dalam memperjuangkan kepentingan nasional.(nda/helmi)