Kredit Macet 1,3 T di Mayapada, Libatkan Orang Dalam, OJK Didesak Segera Menjelaskan
Senin, 26 Juni 2023, 12:33 WIBBISNISNEWS.id - Kredit macet Rp 1,3 triliun di Bank Mayapada berbuntut panjang dan menyeret pejabat bang bersangkutan serta sejumlah oknum sebagai hasil cawe-cawe sehingga uang sebesar itu bisa mengucur deras .
Nasabah kredit macet Ted Sioeng di Bank Mayapada ini diminta juga untuk segera diselesaikan, karena menyangkut kepercayaan publik Bahkan pihak OJK didesak turuntangan dan menjelaskan k3pada publik secara gamblang serta jangan ada yang ditutup-tutupi.
Andre Vincent Wenas, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia ikut nimbrung menyampaikan kecaman dan sikap keprihatinan, bahwa kredit macet sebesar itu bisa kembali terjadi.
Dikatakan, dari jumlah informasi disebutkan bahwa debitur atas nama Ted Sioeng mendapat pinjaman kredit dari Bank Mayapada sebesar Rp 1,3 triliun pada 2014 – 2021.
Belakangan Ted Sioeng mengaku memberi kick-back sebesar Rp 525 miliar kepada pemilik Bank Mayapada Dato Sri Taher. Singkat cerita kredit itu sekarang macet, debiturnya kabur dan jadi kasus, di pertengahan tahun 2023 ini mencuat ke publik.
“Perbankan itu bisnis kepercayaan, itu harus dijaga. Jangan lantaran ulah beberapa oknum rusaklah sistem perbankan kita. OJK mengaku sudah mengungkap kasus ini sejak 2017 berdasar temuan pemeriksaan mereka, tapi entah mengapa kasus ini masih mencuat lagi di 2023, ada apa? OJK sebagai otoritas paling berwenang mesti segera menjelaskan ke publik,” kata Andre Vincent Wenas, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia dalam keterangan persnya..
Kasus seperti ini, ungkapnya, harus cepat ditangani, sebelum krisis kepercayaan meluas dan akhirnya merusak sistem perbankan.
Dikatakan, kasus kredit macet satu ini memang relatif kecil seperti Bank Mayapada, tapi bisa merembet ke segala arah. Harus segara dipetakan apa yang sebetulnya terjadi dan siapa saja yang terlibat, jangan ada yang ditutup-tutupi.
“Apakah ada oknum OJK yang tersangkut? Apakah pihak oknum bank dengan debitur yang sekarang kabur ada kolusi atau konspirasi? Siapa saja yang terkait di situ? Seperti apa skemanya? Semua jadi bertanya-tanya, yang kalau tidak di-clear-kan bisa tereskalasi jadi krisis kepercayaan yang meluas.”
“Ingat sistem perbankan itu tidak berdiri sendiri, ada dana pihak ketiga, ada juga sistem asuransi yang menopangnya," jelasnya.(Valen)