Industri Galangan Kapal Nasional Optimis Bangkit di 2020
Jumat, 20 Desember 2019, 15:23 WIBBisnisNews.id - Industri galangan kapal nasional akan kembali menggeliat pada tahun 2020. Pembangunan kapal bukan hanya berasal dari pemerintah dan BUMN tapi juga pelayaran swasta dengan dukungan perbankan.
Ketua Umum DPP IPERINDO Eddy Kurniawan Logam mengatakan, kemampuan galangan kapal nasional setara dengan galangan di luar negeri, seperti Eropa, Amerika, China, Korea dan Jepang.
selama ini kendala yang dihadapi cuma satu, yaitu bunga bank dan tenor yang nendek. " Kredit modal kerja untuk pembangunan kapal kami berharap bunga bank turun satu digit dan tenor 15 tahun, dengan demikian kami bisa bangkit," tutur.Eddy, Kamis (19/12/2019) malam di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan.
Baca Juga
Sikap optimis pelaku usaha galangan ini disampaikan Eddie pada malam perkenalan anggota IPERINDO termuda, yaitu Maya Miranda Ambar Sari pemilik galangan kapal PT. BATAMEC Shipyard di Batam.
" Kendala yang kami hadapi telah kami sampaikan kepada Bapak Presisen Jokowi di Istana Negara, bersama-sama dengan Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, " tuturnya.
Di penghujung tahun ini beberapa BUMN seperti Pertamina telah mengumumkan tender pembangunan kapal dengan jumlah cukup banyak. Belum lagi kebutuhan TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut cukup tinggi, dan berdampak besar terhadap pertumbuhan industri galangan nasional di tahun 2020.
KLIK JUGA; STOP IMPOR KAPAL BEKAS, GALANGAN NASIONAL MAMPU BERSAING DENGAN TIGA PEMAIN UTAMA
"Sekarang kami bukan hanya fokus kepada pembeli kapal dari pihak pemerintah atau BUMN, tapi kita lihat sektor swasta, peluangnya besar sekali. Kita bangkit bersama-sama dengan dukungan financial kalangan perbankan nasional dan kita akan mulai di tahun 2020," kata Eddie.
Para pengusaha pelayaran anggota INSA, lanjut Eddie, telah sepakat untuk membangun kapalnya di galangan dalam negeri. "INSA di bawah kepemimpinan Ibu Carmelita sudah siap membangun kapal di dalam negeri. Ini adalah pasar kita yang harus kita dorong sehingga kita bisa tumbuh bersama," jelasnya.
Tumbuh bersama industri galangan, dan ikutannya, seperti pabrik lampu, kabel serta beragam konten lokal akan terwujud dengan catatan, perbankan mendukung.
KIK JUGA ; ADA UPAYA MENGKERDILKAN PELAYARAN NASIONAL
" Ini pasar kita, harusnya kita juga yang memanfaatkan. Bapak Presiden telah mendukung industti galangan dengan mewajibkan BUMN bangun kapal dalam negeri dan menghimbau swasta memanfaatkan galangan nasional," tuturnya.
Dijelaskan, sekarang ini fokusnya adalah pengembangan, karena sudah menyatukan produsen dengan pangsa pasarnya. "Pangsa pasar sudah menerima dan berharap, bahwa mereka membutuhkan kapal dan beralih dari ketergantungannya membeli kapal bekas di luar negeri dengan membangun kapal baru di Indonesia. Sekali lagi, perbankan wajib mendukung kami dengan kredit jangka panjang," tuturnya.
Dakui, rintangan yang sebelumnya sangat ditakutkan pihak perbankan, yaitu soal regulasi yang mengatur untuk kredit pembangunan kapal waktunya lima tahun, ternyata tidak ada. Itu hanya klaim sepihak perbankan, sehingga galangan menjadi korban.
"Setelah kami telusuri, ternyata tidak ada regulasi yang mengatur, kredit pembangunan kapal tenornya hanya lima tahun," tuturnya.
Terlebih bila dilihat kepada usia teknis kapal baru, yaitu di atas 20 tahun. Artinya, tidak lkgis bila batas pengembalkn kredit hanya lima tahun. " Jadi, tidak ada alasan perbankan membatasi kredit pembangunan kapal hanya lima tahun," jelasnya.
Idealnya, tenor kredit modal kerja pembangunan kapal diberikan 12 - 15 tahun, dengan bunga pinjaman diturunkan satu digit.
" Penurunan bunga pinjaman itu memberikan napas bagi pelaku usaha pelayaran untuk bisa mengembalikan kredit. Kita bisa mau bersama,"tuturnya.
TENAGA KERJA
Industri galangan nasional, sangat membantu pemerintah dalam menciptakan lapngan kerja dan membangkitkan pertumbuham ekonomi mayarakat.
Untuk pembangunan satu unit kapal general cargo dibutuhkan puluhan ribu tenaga kerja dengan berbagai bidang.Bahkan diprediksi, satu galangan kapal yang membangun kapal baru berbagai ukuran bisa menyerap tenaga kerja langsung lebih dari 60 ribu tenag kerja bahkan ratusan ribu..
Selain itu, pertumbuhan industri perkapalan nasional ini, bukan saja sekedar menciptakan lapangan kerja baru dengan menyerap ratusan rubu tenaga kerja tapi juga mendorong terwujudnya ekspor kapal.
Indonesia memiliki potensi besar menjadi salah satu pemain utama pada industri perkapalan global. Peluang itu terbuka luas yang dimulai dari pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Hal ini bisa terwujud bila dilakukan secara bersama-sama pemerintah, BUMN, swasta nasional dan perbankan. Dengan demikian maka, pangsa pasar Indonesia yang kini diperkirakan kurang dari satu persen atau di bawah Filipina (2,6 persen) bisa di kejar.
Bahkan dengan dukungan pemerintah, BUMN dan swasta, industri perkapalan nasional tidak menutup kemungkinan mengejar tiga pemain utama, yakni Tiongkok menguasai oangsa pasar 41 persen, Korea Selatan 33 persen dan Jepang 18 persen. (Syam S)