Kurangi Resiko Teroris, Regulasi Munculkan Masalah Keamanan Baru
Kamis, 23 Maret 2017, 18:08 WIBBisnisnews.id - Larangan elektronik di kabin dalam penerbangan ke AS ditujukan untuk menggagalkan serangan teroris, tetapi hal itu juga menimbulkan berbagai pertanyaan tentang tempat paling aman menyimpan perangkat dengan baterai lithium-ion di pesawat.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) mengumumkan Selasa (21/03) bahwa laptop dan perangkat elektronik besar lainnya tidak diizinkan masuk kabin dalam penerbangan langsung ke AS dari 10 bandara di Timur Tengah dan Afrika Utara. Langkah ini diambil dalam menanggapi laporan intelijen bahwa teroris sedang mencari cara-cara baru untuk menempatkan bahan peledak di perangkat elektronik dalam pesawat.
Penumpang penerbangan diminta untuk mengemas perangkat elektronik di bagasi untuk diperiksa. Namun karena laptop menggunakan baterai lithium-ion di laptop, meskipun jarang-terbakar, larangan ini menimbulkan pertanyaan: Apakah berbahaya menyimpan ratusan laptop di koper saat terbang?
Masalah ini telah dipelajari secara ekstensif oleh para ahli keselamatan penerbangan selama beberapa tahun terakhir. Dan ada yang berpendapat bahwa agak lebih aman menyimpan laptop dan perangkat sejenis dalam kompartemen dibandingkan kargo.
Mengapa? Untuk satu hal, jika laptop terbakar di kabin, hal itu akan terlihat langsung dan cepat memadamkannya. Meskipun ada sistem keselamatan kebakaran di pesawat terbang, mereka tidak dilengkapi penanganan jenis api yang dihasilkan baterai lithium-ion.
"Ada keseimbangan di sini," kata John Cox, mantan pilot dan CEO dari Sistem Operasi Keamanan sebuah perusahaan konsultan penerbangan. "Jika kita menempatkan baterai lithium-ion di kargo, mereka tidak lagi di daerah di mana kru bisa berurusan langsung jika terbakar. Dan sistem pencegah kebakaran hanya menggunakan pemadam umum yang belum terbukti efektif pada lithium-ion."
Perangkat bertenaga baterai yang terbakar di kargo mungkin dapat dipadamkan, namun baterai akan terus memanas sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran lainnya.
"Jika kargo dipenuhi dengan berbagai baterai lithium, sekalinya proses pemanasan dimulai, dapat merambat ke perangkat lain," kata Cox.
Cox menambahkan bahwa Federal Aviation Administration (FAA) tengah dalam situasi yang sangat sulit terkait tantangan ancaman terorisme dan ancaman baterai terbakar dalam penerbangan, "Pada titik ini, kita mengurangi beberapa risiko dan menambah resiko lainnya."
Dalam briefing Senin malam, pejabat senior pemerintah AS mengakui bahwa pemindahan baterai lithium-ion di kargo memang menciptakan beberapa bahaya.
DHS menolak menjelaskan mengapa mereka yakin menyimpan perangkat di bagasi akan meningkatkan keamanan. "Kami tidak dapat berbicara tentang rincian spesifik persyaratan keamanan," kata seorang juru bicara.
"Baterai Lithium-ion dikenal karena resiko keselamatannya," kata Karen Walker, editor Air Transport World. "Jika mereka terbakar maka panasnya akan sangat intens."
Menurut kepala ilmiah Consumer Reports, James Dickerson, ketika terjadi malfungsi baterai maka menciptakan hubungan pendek dan menghasilkan pelepasan energi tiba-tiba. Ledakan energi menyebabkan baterai mencapai suhu mendekati 1,000 derajat F yang berpotensi mendestabilisasi baterai di dekatnya dan menciptakan kondisi yang dikenal sebagai bahaya termal.
Musim gugur yang lalu, FAA melarang smartphone Samsung Galaxy Note7 dari penerbangan AS karena laporan kebakaran dan ledakan.
Tapi penting untuk diingat bahwa jutaan perangkat juga didukung oleh baterai lithium-ion yang dapat diisi ulang dan digunakan setiap hari.
"Frekuensi kebakaran cukup kecil dibandingkan dengan jumlah baterai yang digunakan, tetapi masih berpotensi bahaya," kata Dickerson, ahli ilmu baterai. Dia menambahkan bahwa baterai yang tidak dapat diisi ulang, seperti AA dan AAA tidak menimbulkan ancaman yang sama bagi konsumen.
Tahun lalu FAA memperingatkan bahwa mengangkut palet lithium-ion atau baterai lithium-logam yang tidak dapat diisi ulang ke kargo pesawat bisa menyebabkan ledakan bencana, jika satu saja terbakar.
Meskipun larangan berlangsung singkat, FAA memperingatkan bahwa kemasan sejumlah besar baterai dapat mengakibatkan bahaya termal dan baterai harus disimpan terpisah dari bahan berbahaya lainnya.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), berafiliasi dengan PBB, tahun lalu melarang pengiriman baterai lithium-ion dalam kargo pesawat penumpang karena masalah keamanan. Seperti pembatasan FAA, langkah diambil terkait pesawat kargo komersial, bukan perangkat elektronik di kabin penumpang.
Meskipun penumpang penerbangan domestik saat ini diperbolehkan untuk membawa perangkat lithium-ion, FAA mengharuskan agar baterai cadangan disimpan dalam tas karena baterai tanpa perlindungan elektroda bisa kontak dengan benda logam lain dan mengeluarkan arus pendek.
ICAO mengeluarkan pernyataan bahwa mengakui kebutuhan untuk terus mengatasi ancaman teroris sekaligus mengutip pentingnya menemukan keseimbangan yang efektif antara pendekatan keselamatan dan keamanan.
Menurut pejabat pemerintahan, DHS bekerja sama dengan FAA dan maskapai untuk menentukan cara terbaik menerapkan pembatasan perjalanan yang baru. Departemen Luar Negeri telah melakukan kontak dengan delapan negara yang bandaranya masuk dalam daftar larangan.
Smartphone, perangkat medis milik penumpang dan perangkat elektronik kru pesawat dibebaskan dari larangan tersebut. Para pejabat mengatakan tidak ada batasan tanggal pembatasan aturan. Mereka malah terus mengevaluasi untuk langkah-langkah keamanan baru diperluas ke bandara lain.
Langkah saat ini mempengaruhi penerbangan yang datang dari bandara tertentu di Yordania, Mesir, Turki, Arab Saudi, Kuwait, Maroko, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Sembilan maskapai penerbangan asing dan sekitar 50 penerbangan harian ke AS juga akan terpengaruh. Tidak ada maskapai berbasis di AS berada dalam daftar karena saat ini mereka tidak menawarkan layanan nonstop dari bandara-bandara tadi.
Inggris pun mengumumkan larangan serupa pada hari Selasa.
Perubahan aturan AS ini secara resmi mulai berlaku pada hari Selasa, dan maskapai memiliki waktu 96 jam untuk mematuhi. Yang tidak mematuhi akan dicabut izinnya mendarat di AS. (marloft)