Maintenance Alat, Tidak Pengaruh Dengan Pelayanan Bongkar-Muat
Jumat, 06 Oktober 2017, 13:25 WIBBisnisnews.id-General Manager Pelindo IV Cabang Terminal Petikemas Makassar (TPM), Yosef Benny Rohy mengatakan, pemeliharaan satu unit alat container crane (CC) tidak mengganggu aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Makassar.
Penegasan ini disampaikan menyusul tudingan sejumlah beberapa pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Logistik dan Forwarder (ALFI/ILFA) Sulselbar, terkait tingginya antrian kapal di Pelabuhan Makassar akibat terganggunya aktivitas bongkar muat barang karena ada satu alat CC yang rusak.
Menurut beberapa pengusaha ALFI/ILFA tersebut, rusaknya salah satu alat CC di TPM, menghambat aktivitas bongkar muat barang mengingat volume arus keluar masuk di Pelabuhan Makassar sudah semakin besar, sehingga pihak TPM kesulitan melayani bongkar muat. Akibatnya, terjadi antrian kapal yang cukup lama dan membuat beberapa pengusaha pengguna jasa pelabuhan pun mengeluh.
Baca Juga
PERAWATAN
Pengelola Tol Jagorawi Kembali Melakukan Rekonstruksi, Pengendara Diminta Berhati-Hati
PERAWATAN RUTIN
Jasa Marga Kembali Lakukan Perkerasan Pada Ruas Tol Jakarta-Tangerang
PELAYANAN PUBLIK
Jasa Marga Kembali Lakukan Perawatan dan Perkerasan Ruas Tol Cipularang dan Padaleunyi, Ini Lokasinya
"Itu tidak benar, pemeliharaan alat yang kami lakukan itu tidak lantas membuat aktivitas bongkar muat di TPM melambat atau terganggu. Karena dengan enam CC yang masih berfungsi dengan baik saat ini, aktivitas bongkar muat tetap berlangsung seperti biasanya," kata Yosef, dalam keterangan tertulisnya Jumat (6/10/2017).
Terkait antrian kapal yang dikeluhkan beberapa pengusaha ALFI/ILFA Sulselbar di sebuah surat kabar lokal dan beberapa media daring di Makassar beberapa waktu lalu, dia mengatakan bahwa hal itu [antrian kapal] di Pelabuhan Makassar, sama sekali tidak ada kaitannya dengan satu unit CC yang kini sedang dalam pemeliharaan tersebut.
"Maintenance alat adalah hal yang biasa kami lakukan. Agar alat bisa berumur panjang, memang harus dilakukan pemeliharaan berkala dan [pemeliharaan] alat ini sama sekali tidak pernah mengganggu aktivitas bongkar muat barang di TPM. Karena dengan enam alat yang masih berfungsi dengan baik, aktivitas bongkar muat masih tetap bisa berjalan dengan semestinya," jelas Yosef.
Dia menambahkan, ditambah dengan pelayanan di TPM yang sejak lama sudah menerapkan sistem 1 x 24 jam selama tujuh hari, kondisi pemeliharaan alat itu sama sekali bukan hambatan untuk aktivitas bongkar muat yang ada.
Namun lanjut dia, jika ternyata masih terlihat ada antrian kapal di Pelabuhan Makassar, biasanya bukan karena kegiatan bongkar muatnya belum bisa terlayani akibat adanya satu alat CC yang sedang dimaintenance. "Biasanya [antrian] masih terjadi karena pemilik barang belum melengkapi dokumen yang dibutuhkan, atau dokumennya masih sedang diurus, sehingga barangnya belum bisa dibongkar," jelasnya.
Selain itu, antrian juga kerap terjadi akibat kedatangan kapal yang bersamaan karena belum semua pelayaran melaksanakan windows sistem.
Kondisi kapal yang tiba secara bersamaan menurutnya, merupakan kondisi yang tidak biasanya. Ditambah lagi, terdapat beberapa kapal yang lambat keluar karena masih menunggu muatan.
Itu sebabnya perlu diterapkan windows sistem agar seluruh aktivitas kapal dapat terjadwal dan terencana, sehingga nantinya tidak ada lagi kedatangan kapal yang menumpuk bersamaan.
"Pada prinsipnya, kami juga tidak mau ada kapal yang antri di pelabuhan. Tapi, kami juga tidak bisa melakukan bongkar muat jika barangnya belum dilengkapi dengan dokumen yang semestinya," lanjut Yosef.
Pihaknya selalu optimistis arus bongkar muat barang di TPM meningkat antara 2% - 3% setiap tahun. Pada 2016 lalu, pihaknya berhasil mencatatkan kinerja bongkar muat barang sebanyak 484.161 TEUs. Angka itu kata dia meningkat sekitar 5% dibandingkan tahun sebelumnya.(Adhitio)