Malaysia - Korea Utara Kian Memanas, Hasil Otopsi Segera Diumumkan
Selasa, 21 Februari 2017, 08:39 WIBBisnisnews.id - Hubungan antara Malaysia dengan Korea Utara kian memanas, pasca pembunuhan Kim Jong Nam saudara tiri Kim Jong Un di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur. Namum Perdana Menteri Najib Razak menjamjn investigasi yang dilakuka pemerintahannya akan objektif.
Pemerintah Malaysia melalui kanyor Kementerian Kesehatan menyatakan, hasil otopsi itu akan diumumkan pada hari Rabu (22/2/2017).
Sebelumnya penguasa tertinggi Korea Utara Kim Jong Un mengirim utusan resmi kepada pemerintahan Malaysia agar tidak dilakukan otopsi terhadap jenazah Kim Jong Nam, namun ditolak. Pihak Malaysia tetap melakukan otopsi dan investigasi untuk mengungkap penhebab dan pelaku dibalik kematian Kim Jong Nam.
Ketegangan kedua negara itu kian mengemuka ketika pemerintah Malaysia menyatakan telah memanggil pulang utusannya dari Pyongyang dan memanggil duta besar Korea Utara di Kuala Lumpur, yang menyatakan lagi keraguan mengenai imparsialitas penyidikan oleh Malaysia atas pembunuhan itu dan menyatakan korban tersebut bukan Kim Jong Nam.
" Kami tidak punya alasan mengapa kami ingin melakukan sesuatu untuk membuat citra Korea Utara buruk, tetapi kami akan obyektif" kata Najib kepada wartawan di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia.
Rekaman CCTV yang diperoleh kantor berita Reuters memperlihatkan Kim Jong Nam diserang di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur pada Senin pekan lalu oleh seorang wanita, yang diyakini telah menyemprotkan racun yang cepat bereaksi ke muka Kim Jong Nam.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen keaslian dari video itu, dan para pejabat kepolisian tidak segera bersedia memberi komentar.
Kim Jong Nam, 46 tahun, yang telah tinggal di Makau wilayah China di bawah perlindungan Beijing, telah menyatakan secara terbuka menentang kendali dinasti keluarganya di Korea Utara yang terisolasi dan memiliki senjata nuklir.
Para legislator Korea Selatan pekan lalu mengutip badan intelejennya yang menyebutkan bahwa Kom Jong Un, pemimpin Korea Utara yang muda dan tak mudah diprediksi, telah mengeluarkan perintah bagi pembunuhan saudara tirinya, dan sudah ada usaha pembunuhan yang gagal pada tahun 2012.
Kepolisian Malaysia memburu empat warga Korea Utara yang meninggalkan negara itu pada hari penyerangan tersebut, telah menahan seorang pria Korea Utara, seorang wanita Vietnam, seorang wanita Indonesia dan seorang pria Malaysia.
Sedikitnya tiga dari warga-warga Korea Utara yang dicari-cari itu menumpang pesawat menuju Dubai dari Jakarta pada malam hari setelah terjadi penyerangan itu, kata seorang pejabat imigrasi Indonesia kepada Reuters.
Surat kabar Malasyia, Star, melaporkan bahwa semua empat warga Korea Utara telah kembali ke negaranya.
Korea Utara telah berusaha mencegah Malaysia melakukan otopsi, meminta jasad itu diserahkan. Utusannya di Kuala Lumpur menuding pihak berwenang di Malaysia " menunda-nunda" pembebasan jasad itu.
" Saat ini kami tak dapat mempercayai investigasi oleh polisi Malaysia," kata Duta Besar Kang Chol kepada wartawan setelah pembicaraan di kementerian luar negeri.
Dia mengatakan kedutaannya hanya mengidentifikasi korban itu bernama Kim Chol, berdasarkan paspor yang ditemukan di pria yang meninggal itu, dan mengusulkan penyidikan bersama dengan pihak Malaysia. Kim Jong Nam telah diketahui menggunakan dokumen-dokumen perjalanan palsu di masa lalu.
Kementerian luar negeri Malaysia mengumumkan penarikan duta besarnya di Korea Utara untuk konsultasi dan menyatakan jasad itu akan diserahkan kepada kerabatnya walaupun tak seorangpun datang. (Ari)