Malaysia Dan Indonesia Rencana Bawa Kasus Minyak Sawit Ke WTO
Minggu, 16 Juli 2017, 23:50 WIBBisnisnews.id - Malaysia dan Indonesia berencana meningkatkan kerjasama melawan pembatasan Uni Eropa terhadap impor minyak sawit lewat Organisasi Perdagangan Dunia, kata kedua negara dalam sebuah pernyataan bersama pada hari Minggu 16 Juli 2017.
Sebuah resolusi oleh Parlemen Eropa pada bulan April meminta Uni Eropa untuk menghapuskan pada tahun 2020 terkait penggunaan minyak nabati dalam biodiesel yang diproduksi dengan cara tidak berkelanjutan yang mengarah pada deforestasi.
Resolusi tersebut mencakup minyak sawit, komoditas penting untuk Indonesia dan Malaysia yang menghasilkan hampir 90 persen minyak sawit dunia.
Pernyataan tersebut, menyusul sebuah pertemuan antara Malaysia dan menteri perdagangan Indonesia yang mengatakan bahwa kedua negara ini akan bertemu pada akhir Juli untuk membahas dan mengkoordinasikan isu-isu minyak kelapa sawit, termasuk mengorganisir misi bersama ke Eropa untuk keterlibatan dengan pihak-pihak terkait dan Pemangku kepentingan.
Kedua negara akan mengkoordinasikan rencana melalui Majelis Minyak Kelapa Sawit Negara (CPOPC) yang merupakan inisiatif bersama Malaysia dan Indonesia dalam mengelola stok dan harga.
"Malaysia dan Indonesia akan mempertimbangkan untuk membawa isu ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) jika Resolusi tersebut menjadi Petunjuk bagi EU dan bersifat diskriminatif," kata pernyataan tersebut, yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan dan Industri Malaysia.
Industri kelapa sawit telah menghadapi kritik yang meluas dalam beberapa tahun terakhir karena hubungannya dengan deforestasi dan sering dituduh melakukan wabah kabut tahunan di wilayah tersebut karena pembakaran terbuka digunakan sebagai cara yang murah untuk membersihkan lahan.
Perancis mengatakan awal bulan ini akan mengambil langkah-langkah untuk membatasi penggunaan minyak sawit dalam memproduksi biofuel.
Malaysia telah menyebut tindakan tersebut diskriminatif dan menambahkan bahwa pihaknya akan meninjau kembali perdagangannya dengan Prancis, sementara asosiasi minyak kelapa sawit di Indonesia mengatakan bahwa mereka khawatir negara-negara Eropa lain dapat mengikuti. (marloft)