Medali Emas Usain Bolt Dicopot Setelah Carter Positif Doping
Jumat, 27 Januari 2017, 02:06 WIBBisnisnews.id - Medali emas olimpiade Usain Bolt dicopot. Pelari Jamaikan ini harus kehilangan satu dari sembilan emas yang diraihnya di Olimpiade setelah rekan satu timnya, Nesta Carter positif menggunakan obat terlarang.
Carter merupakan anggota kuartet Jamaika yang memenangkan medali emas lari 4x100 m di Beijing tahun 2008. Dalam tes dari dari 454 sampel doping yang dipilih diuji ulang oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) tahun lalu, pada milik Carter ditemukan mengandung zat yang dilarang, stimulan methylhexaneamine.
Carter, 31 tahun, juga menjadi bagian dari skuad yang memenangkan kejuaraan atletik di London lima tahun yang lalu dan membantu Jamaika menang di Kejuaraan Dunia pada 2011, 2013 dan 2015.
Ketika di Olimpiade Beijing tahun 2008, Carter berlari leg pertama bagi tim estafet 4x100m Jamaika yang juga diperkuat Michael Frater, Asafa Powell dan Bolt.
Tim itu memenangkan emas dengan rekor dunia 37,10 detik, lebih cepat dari Trinidad dan Tobago dan Jepang.
Dengan doping Carter maka emas Jamaika dicopot. Trinidad dan Tobago naik mendapat emas. Jepang merebut perak. Brasil kemudian akan menerima perunggu.
Bolt, 30, mencatat prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya 'tiga tiga' pada Olimpiade Rio de Janeiro, Agustus 2016 lalu. Dia memenangkan emas di 100m, 200m dan estafet 4x100m untuk mengulang keberhasilan dalam peristiwa yang sama pada olimpiade tahun 2008 dan 2012.
Kepala Administrasi Asosiasi Jamaika Atletik, Dr Warren Blake, mengatakan ia tidak mengharapkan seluruh tim harus dihukum " Saya tidak menutup kemungkinan dia ditemukan bersalah tapi pendapat pribadi saya adalah bahwa saya terkejut jika mereka juga dihukum," katanya.
Pengacara Carter telah mengkonfirmasi bahwa pelari itu akan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrasi Olahraga. Carter diuji pada malam final Beijing 2008 tapi yang ditemukan tidak mengandung " Temuan analitis yang merugikan."
Lebih dari 4.500 tes dilakukan dengan sembilan atlet tertangkap kecurangan. Anomali ditemukan dalam pengajuan Carter menyusul keputusan IOC untuk menguji ulang 454 sampel dari Beijing menggunakan metode analisis ilmiah terbaru. (Gungde Ariwangsa)