Memutus Mata Rantai Impor Dan Mafia Migas
Kamis, 05 Desember 2019, 19:07 WIBBisnisNews.id -- Presiden Jokowi bertekad untuk mengakhiri era impor migas dan memberangus mafia migas yang nyata-nyata menggerogoti devisa dan merugikan rakyar Indonesia. Salah satu cara mengakhiri mafia migas adalah dengan mengakhiri impor migas dari Singapura, sebagai salah satu langkah prioritas.
Singapura selama ini adalah importir utama dan sudah mengakar dalam jejaring mafia yang dimaksud Presiden Jokowi "Jejaring ini sudah pasti sangat kuat dan mengenali seluk beluk serta ceruk untuk bermain serta mengambil untung dari perdagangan migas ke Indonesia secara tidak wajar," kata peneliti AEPI salamuddin Daeng di Jakarta.
Dikatakan penanganan mafia impor migas ini harus dilakukan secara ekstra keras, dengan kekuatan yang besar. Penanganannya tidak dapat dilakukan dengan cara asal-asalan seperti waktu waktu sebelumnya.
Mafia impor migas, jelas Daeng, apalagi untuk menghentikan impor migas dari Singapura, harus dilakukan melalui kebijakan setingkat Peraturan Presiden, atau Keputusan Presiden. Langkah itu bukan dilakukan melalui lembaga dibawah Kementrian ESDM, SKK Migas atau BPH migas. Karena semua tempat itu ditenggarai sudah dirasuki oleh mafia migas.
Mafia impor migas dapat diatasi dengan membentuk Badan Otoritas Khusus Migas yang dikomandoi oleh Presiden secara langsung. Besaran impor migas harus disetujui ditandatangani oleh presiden. Para pelaku impor migas harus ijin dari lembaga otorita impor migas dengan sepengetahuan Presiden.
Hanya itu cara untuk menekan impor dan nantinya secara perlahan lahan membawa Indonesia tidak lagi sebagai net importir migas dan bahkan mengakhiri impor migas sama sekali," kilah Daeng.
Negara Pengimpor Migas
Ketergantungan Indonesia pada BNM/ migas impor sangat besar. Indonesia net importir migas dan seolah tidak memiliki jalan keluar atas masalah ini. Berbagai alasan seperti rendahnya produksi nasional, kebutuhan migas nasional yang meningkat menjadi legitimasi untuk melanggengkan impor.
Tak banyak pihak yang mencurigai, Indonesia sengaja dimasukkan dalam perangkap impor. "Namun Presiden Jokowi menyadarinya, bahwa Indonesia masuk perangkap mafia impor," papar Daeng.
Presiden Jokowi pernah menyebutkan secara eksplisit bahwa mafia itu dalam lingkaran importir migas. Data mafia impor migas pasti sudah ada dalam genggaman Presiden. "Tinggal di bereskan saja melalui strategi menekan atau bahkan menghentikan impor migas," jelas Daeng.
Nilai impor migas Indonesia sangatlah besar. Tahun 2018 Indonesia mengimpor migas senilai USD30 miliar, atau sekitar Rp420 triliun lebih. Nilai yang sangat besar. "Bayangkan jika devisa sebesar itu digunakan untuk membangun kilang minyak, maka setiap tahun kita bisa membangun 10 kilang tanpa harus “mengemis” investasi asing," jelas Daeng.
Jika pertanyaannya siapa mafia impor tersebut, maka ini juga gampang diketahui. "Tinggal melihat darimana Indonesia mengimpor migas. Ingat bahwa pak Jokowi secara terang terangan mengatakan bahwa mafia itu terkait dengan impor migas," papar Daeng.
Sebagian besar migas impor itu berasal dari Singapura. Sebesar 40% impor minyak Indonesia didatangkan dari Singapura. Tahun 2018 impor minyak dari Singapura mencapai USD12,19 miliar atau sekitar Rp170 triliunan.
Selama 2008-2019 september, Indonesia telah mengimpor migas dari Singapura senilai USD131,5 miliar atau setara dengan Rp1.840 triliun. "Nilai yang sangat besar, lebih besar dari cadangan devisa Indonesia saat ini," tegas Daeng.(helmi)