Menanti Perang Hidup Mati Timnas Lawan Malaysia
Rabu, 23 Agustus 2017, 23:44 WIBBisnisnewa.id - Perang hidup mati antara tim sepakbola U-22 Indonesia melawan Malaysia tidak akan terhindarkan pada semifinal SEA Games XXIX/2017. Namun sebelum menempuh perang dahsyat itu Timnas Merah Putih harus mampu menghancurkan Kamboja dalam pertandingan akhir penyisihan grup.
Peluang timnas Indonesia U-22 menjadi juara Grup B ajang SEA Games 2017 cukup berat. Paling realistis, skuad Garuda Muda hanya finis sebagai runner up dengan catatan harus menang telak atas Kamboja pada laga terakhir di Stadion Shah Alam, Selangor, Kamis (24/8/2017).
Selain itu, Indonesia juga harus menunggu hasil pertandingan antara Thailand kontra Vietnam di jam yang bersamaan. Saat ini, kedua tim tersebut sama-sama mengantongi 10 poin. Jika Vietnam menahan imbang Thailand, poin akhir keduanya sama 11. Namun Vietnam lebih unggul karena surplus gol lebih banyak. The Golden Star memasukkan 12 gol dan hanya kemasukan satu gol dari empat laga (surplus 11). Sedangkan Thailand memasukkan tujuh gol dan kemasukan satu gol (surplus 6).
Sementara Indonesia baru memasukkan lima gol, kemasukan 1 gol dan poin sementara 8. Karena itu, Hansamu Yama Pranata dan kawan-kawan butuh menang besar atas Kamboja, minimal tiga gol agar melaju ke semifinal dengan menyandang status runner up.
Jika berhasil melaju ke semifinal, Indonesia akan bertemu tuan rumah Malaysia yang menjadi juara Grup A tanpa terkalahkan dalam 4 pertandingan dengan nilai 12 poin. Sedangkan runner up Grup A dipegang Myanmar mengantongi 9 poin dari 3 kali menang dan sekali kalah.
Pelatih Timnas U 22 Indonesia, Luis Milla mengatakan skuad asuhannya memang butuh kemenangan besar saat jumpa Kamboja. Namun, dia mengingatkan pemain Timnas U 22 tidak bermain asal-asalan kendati Kamboja mengalami kekalahan dalam 4 pertandingan
"Kamboja juga merupakan tim bagus. Jadi, kita harus tetap respek terhadap mereka yang dipastikan tidak mau kehilangan muka di laga terakhir," ujar Asisten Pelatih Timnas U 22 Indonesia, Bima Sakti di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (23/8/2017).
Untuk itu, kata Bima Sakti, para pemain diminta tetap fokus pada pertandingan agar keinginan untuk lolos dari fase penyisihan bisa tercapai. "Tak usah pikirkan gol, yang penting kita bisa meraih kemenangan dan lupakan pertandingan lain. Yang penting bagaimana mencetak gol pertama, gol kedua, dan gol ketiga. Setelah itu baru pikirkan pertandingan lain," ungkapnya.
Di sisi lain, Luis Milla bakal kembali merotasi pemain di laga pamungkas. Posisi bek kiri yang ditinggalkan Rezaldi Hehanusa akibat akumulasi kartu akan diserahkan kepada Putu Gede Juni Antara. Sedangkan posisi Putu di bek kanan, kemungkinan dipercayakan Gavin Kwan Adsit.
Selain itu, Evan Dimas Darmono juga sudah bisa dimainkan sebagai motor serangan skuad Garuda Muda usai absen di laga lawan Vietnam. "Rotasi itu pasti diperlukan di setiap pertandingan. Ada masukan juga dari Evan dan Hansamu yang sudah pernah bermain di event semacam ini, bahwa memang berdasarkan pengalaman rotasi itu sangat dibutuhkan karena dalam setiap pertandingan dibutuhkan pemain yang fresh," jelasnya.
Bek kanan Indonesia Putu Gede Juni Antara mengaku siap jika ditempatkan di posisi bek kiri. Dia sudah terbiasa memerankan posisi tersebut di klub ketika sedang genting. "Saya sudah pernah bermain sebagai bek kiri, jadi sama saja. Tidak ada beban untuk perubahan posisi," kata Putu.
Dia mengaku bersyukur skuad Garuda Muda mampu menahan imbang Vietnam meski hanya bermain dengan 10 pemain setelah Hanif Sjahbandi mendapat kartu merah. Apalagi, barisan belakang harus mendapat tekanan bertubi-tubi dan butuh kerja keras untuk menghalau bola menjauh dari gawang Indonesia. "Kecewa sama Hanif juga, tapi kartu kuning dan kartu merah itu biasa dalam sepak bola. Saya sudah memaafkan," ungkapnya. (Gungde Ariwangsa)