Menhub Berikan Tiga Solusi Atasi Kesemrawutan di Stasiun Duri
Jumat, 06 April 2018, 18:19 WIBBisnisnews.id - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan tiga solusi terkait permasalahan yang terjadi di Stasiun Duri. Yaitu menambah satu slot headway KRL di jam sibuk, dari Stasiun Batu Ceper – Stasiun Duri pada pagi hari dan Stasiun Duri – Stasiun Batu Ceper di sore hari. Kedua, memberikan kuota dengan jumlah tertentu kepada penumpang KRL dan mempercepat penyelesaian pembangunan jalur siding
Seperti diketahui, terjadi penumpukan penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Duri karena bertambahnya frekuensi perjalanan kereta bandara yang naik menjadi 90 perjalanan dari 80 perjalanan. Saat ini, kereta bandara menggunakan dua jalur di peron 4 dan 5, setelah sebelumnya hanya menggunakan jalur 5.
"Apa yang terjadi sebenarnya sudah kita rencanakan. Kita tambahkan kapasitas dengan tambahan gerbong, tetapi apa yang terjadi adalah penumpukan di satu titik di Stasiun Duri sehingga kapasitas stasiun itu tidak memadai. Karenanya Kemenhub, PT KAI, PT Railink, telah berdiskusi memberikan langkah-langkah yang dilakukan," tutur Menhub Budi, Jumat (6/4/2018).
Adapun solusi-solusi yang Menhub tawarkan yaitu menambah satu slot headway KRL di jam sibuk, dari Stasiun Batu Ceper – Stasiun Duri pada pagi hari dan Stasiun Duri – Stasiun Batu Ceper di sore hari. Kedua, memberikan kuota dengan jumlah tertentu kepada penumpang KRL untuk bisa menumpang kereta bandara di waktu tertentu dan jumlah tertentu yang ditentukan oleh komunitas pencinta kereta api. Ketiga, mempercepat penyelesaian pembangunan jalur siding. Jalur ini merupakan jalur belok berupa tambahan rel yang jadi cabang dari rel utama yang berfungsi untuk mengatur laju rangkaian kereta yang sama-sama melalui rel tersebut.
"Langkah yang langsung dilakukan untuk menyelesaikan masalah yaitu memberikan satu perjalanan dengan headway yang sama, kami persilahkan perwakilan pencinta kereta api menetapkan. Kedua, memberikan kesempatan kepada para penumpang kereta api menggunakan kereta Bandara. Berikutnya adalah kita akan melakukan pembangunan konstruksi siding. Kami minta sudah dapat dilakukan dalam waktu satu bulan," jelasnya.
Terkait penggunaan kereta bandara untuk penumpang KRL, Menhub mengatakan harga tiketnya akan sama dengan harga KRL, dengan skema pembiayaan subsidi. Waktunya juga terbatas yakni selama masa konstruksi.
"Saya minta kepada mereka (komunitas pencinta kereta, red) menunjuk perwakilan yang legitimate, dengan menentukan mekanisme tertentu, supaya ada satu keadilan. Nanti kami berikan subsidi supaya Railink sebagai perusahaan swasta tidak rugi. Kita berikan subsidi untuk waktu tertentu dan jumlah tertentu. Anggarannya nanti dihitung. Kira-kira selama sebulan ini selama siding ini belum berfungsi," sebut Menhub. (Adhitio)