Menhub Dudy : Sektor Transportasi Udara Wajib Mengembangkan Layanan Digital
Senin, 08 September 2025, 19:51 WIB
BISNISNEWS.id - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengingatkan jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk mengembangkan pelayanan berbasis digital di sektor transportasi udara .
Penegasan itu disampaikan Menhub Dudy pada Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Tahun 2025 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
"Kita perlu menjadikan transformasi digital sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing dan kepuasan pengguna layanan. Contohnya melalui penerapan pencatatan dan pemantauan lalu lintas penerbangan berbasis digital serta mendorong optimalisasi kapasitas bandara dan rute penerbangan," ujar Menhub.
Menurutnya, Rakornis kali ini dapat menjadi momentum penting untuk menyiapkan masa depan transportasi udara yang lebih inklusif, modern, dan kompetitif. Untuk itu, Menhub juga menekankan perlunya dukungan lintas kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Keuangan dalam mendukung optimalisasi anggaran, Kementerian PANRB dalam mempercepat transformasi pegawai dan digitalisasi layanan publik, serta Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan dalam mendukung kebijakan pembangunan transportasi udara.
"Koordinasi dan sinergitas lintas lembaga bukan sekedar penting melainkan sebuah langkah yang harus dilakukan. Ini menjadi bukti nyata, komitmen dan sinergi bersama dalam memperkuat sektor transportasi udara, khususnya sebagai penggerak utama pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang dinamis," kata Menhub.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Rini Widyantini mengatakan teknologi bukan lagi sekedar pendukung, tetapi sudah menjadi penggerak utama transformasi.
Menurut data International Air Transport Association (IATA), Indonesia diproyeksikan menjadi pasar penerbangan keempat terbesar di dunia pada tahun 2036 dengan jumlah penumpang mencapai kurang lebih 355 juta orang.
Namun, pertumbuhan tersebut perlu didukung pemerintah melalui tata kelola dan regulasi yang baik, layanan publik yang optimal dan berkualitas, dan ASN penerbangan yang kompeten serta adaptif.
Pertumbuhan itu tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi yang begitu pesat, yang mengubah wajah transportasi udara secara fundamental. Maka, ASN di bidang transportasi harus hadir sebagai problem solver yang mampu menghubungkan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.
"Kita melihat bagaimana kemajuan teknologi telah diterapkan pada layanan transportasi udara. Di anataranya, smart airport dan artificial intelligence digunakan untuk mengatur arus penumpang, melakukan predictive maintenance pesawat, hingga smart air traffic management. Di sisi lain, ada automation dan robotics," jelas Menteri Rini.
Semua perkembangan ini menunjukkan bahwa bangsa ini membutuhkan transformasi layanan sekaligus transformasi SDM yang mampu menguasai teknologi baru. ASN transportasi harus siap, bukan hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga sebagai pengawal layanan publik yang adaptif, aman, dan berdaya saing.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa, menjelaskan bahwa Rakornis 2025 kali ini dirancang untuk menjawab berbagai tantangan aktual sektor penerbangan tersebut.
Agenda pembahasan mencakup penerapan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) dari perspektif bandara dan navigasi penerbangan, peningkatan kesadaran keamanan siber dan pembelajaran dari kasus serangan siber pada Qantas Airline, serta transformasi manajerial SDM Ditjen Hubud.(Mut)