Menpora Menyesal dan Minta Maaf
Minggu, 11 Juni 2017, 01:16 WIBBisnisnews.id - Menteri Pemuda Dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyatakan penyesalan dan permohonan maaf atas keterlambatan pembayaran honor atlet selana dua bulan.
Penyesalan dan permintaan maaf itu disampaikan langsung Menpora saat meninjau Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Karate, di The Bellezza Albergo Tower Lantai 6, Jl. Letjen Soepeno No. 34, Arteri Permata Hijau, Jakarta Selatan.
"Hari ini saya datang langsung menyampaikan penyesalan dan permohonan maaf atas terlambatnya honor kalian selama 2 bulan. Selanjutnya, saya akan mencari jalan penyelesaian secepatnya, dan memastikan sekaligus mengistruksikan kepada Deputi agar ke depan kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali," kata Menpora.
Kedatangan Menpora kemarin juga ingin memberikan rasa aman dan nyaman bagi para atlet atas kondisi yang kurang mengenakkan akibat tertundanya honor. Di samping itu, dia ingin menyerap aspirasi untuk perbaikan di pelbagai hal demi mutu kepelatihan yang lebih baik.
"Alhamdulillah, saya saat ini bisa melihat langsung pelatnas karate yang dipersiapkan untuk SEA Games, Asian Games, bahkan nantinya untuk olimpiade. Di saat Ramadhan, seluruh atlit baik yang berpuasa atau tidak tetap menunjukkan semangat luar biasa. Ini dapat menginspirasi semua cabor bahwa atlet selalu siap untuk berlatih dan bertanding dalam situasi dan kondisi apapun," kata Menpora didampingi CDM SEA Games Aziz Syamsudin, Ketua Satlak Prima Ahmad Soetjipto, Deputi 4 Washinton Galingging serta pengurus PB Forki.
Dalam sesi serap aspirasi, Jintar Simanjuntak mewakili para atlet menyampaikan permohonan dukungan terhadap pentingnya try out/basecame training ke Jepang untuk 'kata' dan Perancis untuk 'kumite', pembaruan peralatan, serta asupan nutrisi/suplemen. Menanggapi permintaan atlet, Imam merespon,
"Pemerintah memberikan dukungan terhadap try out, ke depan proposal pengajuannya lebih awal lagi agar dapat terprogram dengan baik, demikian juga peralatan dan nutrisi akan diperhatikan".
Sementara itu, Kasatlak PRIMA Achmad Soetjipto melaporkan bahwa pada pelatnas karate ini sedang menjadi pilot project penggunaan alat teknologi baru bernama catapult. Alat tersebut sebagai moving proviling yang merekam seluruh aktifitas saat latihan dan sebagai informasi kepada pelatih untuk menentukan langkah-langkah peningkatan performing atlet.
Sebagai langkah meningkatkan bobot kepelatihan didatangkan juga pelatih asing dari Perancis bernama Thariq Abdesselem mendampingi pelatih yang sudah ada Philip King. Dengan kehadirannya diharapkan bisa menimba ilmu-ilmu baru dimana Perancis saat ini menjadi yang terbaik di Eropa untuk karate khususnya kumite. (Gungde Ariwangsa)