MSC Sijing Percayakan IPC TPK Melayani Armadanya, Dijadwalkan Sandar Dua Kali Per Minggu
Selasa, 19 November 2024, 15:06 WIBBISNISNEWS.id – Mediterranean Shipping Company yang diageni MSC Indonesia mempercayakan IPC Terminal Petikemas/IPC TPK melayani pelayaran perdananya (Maiden Voyage) Koala Service dengan kapal MSC Sijing Voy.
Kapal berbendera Liberia milik perusahaan pelayaran Mediterranean dengan panjang 172 meter, lebar 28 meter tersebut dengan draft 8.5 ini sandar di dermaga 301 Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok pada Senin (18/11) pukul 06:00 WIB.
MSC Sijing Voy ini rencananya sandar dua kali sepekan, dijadwalkan menempuh rute Jakarta – Fremantle – Jakarta – Shanghai - Hong Kong - Jakarta.
Peresmian layanan baru pelayaran MSC tersebut, di Tanjung Priok tersebut, dihadiri oleh Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko IPC TPK Yanuar Evyanto, Deputy General Manager MSC Indonesia Hayati Koeanda serta jajaran manajemen IPC TPK dan MSC Indonesia.
Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola IPC TPK menjadi lokasi transhipment hub untuk cargo dari rute Intra Asia yang diangkut oleh service MSC lainnya yang sandar di Pelabuhan Tanjung Priok untuk kemudian cargo tersebut dimuat ke Koala service dengan tujuan Fremantle, Australia.
Sandarnya MV MSC Sijing merupakan layanan rute baru IPC TPK keenam di tahun 2024. Layanan Koala menjadi inovasi MSC dalam mendukung pelaku bisnis yang akan mengirimkan barang menuju dua benua Australia dan Asia Timur (Cina).
“Apresiasi atas kesigapan tim dan kesiapan peralatan bongkar muat yang disediakan IPC TPK yang mendukung MSC dalam menghadirkan Layanan Koala. Harapannya kolaborasi yang telah terjalin dapat mendukung penguatan daya saing logistik Indonesia dan mendorong bertumbuhnya bisnis.” tutup Hayati Koeanda, Deputy GM MSC Indonesia.
Corporate Secretary IPCTPK, Pramestie Wulandary mengakui, adanya penanganan kapal milik Mideteranian.
IPC TPK berkomitmen memperkuat kolaborasi dengan pelayaran dan mendukung bisnis pelanggan dengan kepastian layanan bongkar muat dan berthing on arrival.
" Hadirnya layanan Koala akan memberikan nilai tambah kepada pelaku usaha dan bekontribusi pada pertumbuhan volume ekspor-impor Australia dan Cina.“ ujar Pramestie.
Cina merupakan negara tujuan ekspor dan impor terbesar Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Oktober 2024 ekspor non migas ke Cina sebesar 5,66 miliar dolar AS serta impor non migas ke Cina terbesar 6,43 miliar dolar AS. Sebaliknya angka ekspor dan impor ke Australia terus mengalami penurunan sepanjang tahun 2024.
Service Koala diharapkan jadi pemantik bagi pertumbuhan arus barang ekspor impor Australia.
Tentang IPC TPK:
PT IPC Terminal Petikemas atau IPC TPK merupakan operator terminal yang memberikan pelayanan petikemas dengan sistem jaringan yang terintegrasi antar pelabuhan dan dikelola secara professional. IPC TPK adalah salah satu anak usaha Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas.
PT IPC Terminal Petikemas beroperasi di 6 (enam) area kerja yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta; Pelabuhan Pontianak, Kalimantan Barat; Pelabuhan Panjang, Lampung; Pelabuhan Palembang, Palembang; Pelabuhan Teluk Bayur, Padang; dan Pelabuhan Jambi, Jambi.
(*/Syam)