MTF Bidik Pembiayaan Kendaraan Niaga dan Alat Berat
Jumat, 06 Maret 2020, 07:30 WIBBisnisNews.id -- Direktur Marketing PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto mengatakan pihaknya tetap optimis bisa menyalurkan pembiayaan kendaraan/ mobil di tahun 2020. Meski kondisi sulit ditambah masalah Corona Virus, tapi peluang penjualan kendaraan tetap terbuka.
Pasar kendaraan di dalam negeri masih terbuka. Tahun lalu, pembiayaan kendaraan di MTF didominasi kendaraan penumpang. Tapi, trend kendaraan niaga dan alat berat terus naik.
"Sejalan dengan pembangunan infrastruktur transportasi seperti jalan tol, pelabuhan, bandara dan lainnya termasuk di Ibukota Negara Baru (IKN) di Paser Utara, Penajam, Kaltim peluang penjualan kendaraan niaga dan alat besar makin terbuka," kata Harjanto menjawab BisnisNews.id di Jakarta.
MTF akan terus mengefektifkan pembiayaan kendaraan niaga dan alat berat terutama di daearh-daerah yang menjadi fokus pembangunan infrastruktur di Indonesia. Semetara, Pemerintahan Jokowi-Ma"ruf Amin komit melanjutkan pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarwilayah di Tanah Air.
"Setiap ada proyek infrastruktur seperti jalan tol, property dan lainnya membutuhkan kendaraan naga dan alat berat. Disanalah pangsa pasar kami tetap terbuka," jelas Harjanto lagi.
Di Balikpapan misalnya, pada Januari-Februari 2020 MTF sudah mengucurkan pembiayaan sampai Rp80 miliar. Jumlah itu naik dibanding periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp20 miliar. "Kalau nanti pembangunan IKN makin diefektifkan, kita optimis penjualan kendaraan niaga dan alat berat akan semakin besar," kilah pejabat Mandiri Group itu.
Tahun 2019 bahkan memasuki tahun 2020 ini, aku Harjanto, penjualan kendaraan niaga naik. "Pembiayaan untuk kendaraan Isuzu dan Hino serta alat berat lain meningkat. Peluang ini yang akan kita garap ke depan," papar Harjanto.
7 Jenis Pembiayaan
Sebelumnya, Direktur Utama MTF Arya Suprihadi menyebutkkan saat menjelaskan terdapat tujuh jenis pembiayaan yang disalurkan perseroan kepada masyarakat. Pembiayaan ini terdiri dari mobil penumpang (passenger car), kendaraan niaga (commercial car), kredit multiguna, pembiayaan alat berat, modal kerja, anjak piutang, dan channeling fintech.
"Untuk saat ini penyaluran kredit kami didominasi passenger car. Itu di sekitar 50 sampai 60 persen," ujar Arya kepada wak media di Jakarta.
Menurutnya, pangsa mobil niaga menyumbang 20 sampai 30 persen bisnis kredit perusahaan. Sementara lima segmen lainnya menyumbangkan 10 persen bisnis.
"Pertumbuhan bisnis mobil komersial disumbang oleh semakin banyaknya usaha mikro kecil menengah (UMKM). Konsumen segmen ini membutuhkan pembiayaan kendaraan untuk angkutan usaha, jasa rental, hingga mendukung usaha agen wisata," tandas Arya.(helmi)