Myanmar Dan Bangladesh Sepakati Kembalinya Muslim Rohingya
Kamis, 23 November 2017, 19:25 WIBBisnisnews.id - Bangladesh telah menandatangani kesepakatan dengan Myanmar untuk mengembalikan ratusan ribu Muslim Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras tentara baru-baru ini.
Sebuah pernyataan dari kementerian luar negeri Bangladesh mengatakan bahwa orang-orang yang kehilangan tempat tinggal dapat mulai kembali dalam waktu dua bulan.
Kedua belah pihak mengatakan bahwa mereka sedang mengerjakan rincian kesepakatan tersebut, yang ditandatangani di ibukota Myanmar, Nay Pyi Taw
Badan-badan bantuan telah mengkhawatirkan kembalinya Rohingya secara paksa kecuali keamanan mereka dapat dijamin.
Rohingya adalah minoritas tanpa kewarganegaraan yang telah lama mengalami penganiayaan di Myanmar, juga dikenal sebagai Burma.
Lebih dari 600.000 orang telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh sejak kekerasan meletus di Rakhine akhir Agustus.
"Pengaturan tersebut menetapkan bahwa pengembalian akan dimulai dalam waktu dua bulan," sebuah siaran pers dari pemerintah Bangladesh mengatakan.
Bangladesh Mahmood Ali mengatakan itu adalah langkah pertama. Seorang pejabat senior Myanmar Myint Kyaing mengatakan bahwa pihaknya siap untuk menerima Rohingya sesegera mungkin.
Kondisi Myanmar masih belum jelas dan banyak Rohingya takut kembali.
Kedua negara berada di bawah tekanan pada masalah ini, karena alasan yang berbeda.
Bangladesh ingin menunjukkan kepada penduduknya bahwa Rohingya tidak akan menjadi penghuni tetap karena sudah menampung sekitar 400.000 sebelum arus masuk terakhir.
Otoritas Burma terutama pemimpin de facto Aung San Suu Kyi menanggapi panggilan internasional untuk berbuat lebih banyak menyelesaikan krisis tersebut.
Dari BBC, pekan lalu membantah membunuh orang Rohingya, membakar desa mereka, memperkosa wanita dan anak perempuan, dan mencuri harta benda. (marloft)