Neraca Perdangan Indonesia Desember 2019 Masih Defisit Meski Mengecil
Rabu, 15 Januari 2020, 12:16 WIBBisnisNews. id -- Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional mencatat nilai ekspor Indonesia pada Desember 2019 naik tipis. Tetapi nilai impornya juga mengalami kenaikan sehingga negeri ini masih mencatat defisit, meski nilainya makin kecil dibandingkan bulan atau tahun sebelumnya.
Ekspot Indonesia pada Desember 2019 mencapai US$14,47 miliar atau meningkat 3,77 persen dibanding ekspor November 2019. Demikian juga jika dibanding Desember 2018 naik 1,28 persen.
"Kenaikan ekspor terjadi pada komoditad nonmigas Desember 2019 mencapai US$13,31 miliar, naik 3,10 persen dibanding November 2019. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Desember 2018, naik 5,78 persen," kata Kepala BPS K. Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Secara kumulatif, lanjut dia, nilai ekspor Indonesia pada Januari–Desember 2019 mencapai US$167,53 miliar atau menurun 6,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2018.
"Sementara, ekspor nonmigas mencapai US$154,99 miliar atau menurun 4,82 persen.
Peningkatan ekspor terbesar pada nonmigas Desember 2019 terhadap November 2019 terjadi pada lemak dan minyak hewan/ nabati sebesar US$422,7 juta (25,76 persen). "Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar US$129,5 juta (18,46 persen)," jelas Suhariyanto.
Menurut sektor, aku Suhariyanto, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Desember 2019 turun 2,73 persen dibanding periode yang sama tahun 2018. "Dan , ekspor hasil tambang dan lainnya turun 15,30 persen. Sementara ekspor hasil pertanian naik 5,31 persen," papar Suhariyanto.
Adapun ekspor nonmigas Desember 2019 terbesar, menurut Suhariyanto, adalah ke Tiongkok, yaitu US$2,32 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,67 miliar, dan Jepang US$1,17 miliar dengan kontribusi ketiganya mencapai 38,70 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,28 miliar.
Sementara, menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Desember 2019 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$29,94 miliar (17,87 persen), diikuti Jawa Timur US$18,67 miliar (11,14 persen) dan Kalimantan Timur US$16,41 miliar (9,79 persen).
Nilai Impor Naik Tipis
Menurut data BPS, nilai impor Indonesia pada Desember 2019 mencapai US$14,50 miliar atau turun 5,47 persen dibanding November 2019. Demikian juga apabila dibandingkan Desember 2018 juga turun 5,62 persen.
Impor nonmigas Desember 2019 mencapai US$12,37 miliar, atau turun 6,35 persen dibanding November 2019. J ika dibandingkan Desember 2018, terang Suhariyanto, juga turun 7,28 persen.
Menurutnya, impor migas Desember 2019 mencapai US$2,13 miliar atau turun 0,06 persen dibanding November 2019, namun jika dibandingkan Desember 2018 naik 5,33 persen.
Penurunan impor nonmigas terbesar Desember 2019 dibanding November 2019 adalah golongan kendaraan dan bagiannya sebesar US$254,7 juta (36,77 persen). "Sedangkan peningkatan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula sebesar US$89,1 juta (99,89 persen)," papar Suhariyanto.
Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari?Desember 2019 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai US$44,58 miliar (29,95 persen), Jepang US$15,59 miliar (10,47 persen), dan Thailand US$9,41 miliar (6,32 persen).
" Impor nonmigas dari ASEAN US$29.291,9 (19,68 persen), sementara dari Uni Eropa US$12.344,5 (8,29 persen)," sebut orang nomor satu di BPS itu.
suhatiyanto menambahkan, nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama Januari?Desember 2019 .
"Nilai impor mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing 4,51 persen; 11,07 persen; dan 5,13 persen," tegas Suhariyanto.(helmi)