Nilai Ekspor Indonesia Februari 2020 Capai US$13,94 Miliar
Senin, 16 Maret 2020, 12:42 WIBBisniNews.id -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia Februari 2020 mencapai US$13,94 miliar atau meningkat 2,24 persen dibanding ekspor Januari 2020. Demikian juga dibanding Februari 2019 meningkat 11,00 persen.
"Sementara, ekspor nonmigas Februari 2020 mencapai US$13,12 miliar, naik 2,38 persen dibanding Januari 2020. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Februari 2019, naik 14,64 persen," Deputy Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Yunita Rusanti dalam release online di Jakarta, Senin (16/3/2020).
Secara kumulatif, kata dia, nilai ekspor Indonesia Januari– Februari 2020 mencapai US$27,57 miliar atau meningkat 4,10 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. "Demikian juga peningkatan ekspor nonmigas mencapai US$25,94 miliar atau meningkat 7,45 persen," jelas Yunita.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Februari 2020 terhadap Januari 2020 terjadi pada logam mulia, perhiasan/permata sebesar US$263,9 juta (44,17 persen). "Sedangkan penurunan ekspor terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$211,3 juta (25,73 persen)," aku Yunita.
Menurut sektor, BPS mencatat, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Februari 2020 naik 10,93 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. "Sementara, ekspor hasil pertanian naik 15,30 persen, sementara ekspor hasil tambang dan lainnya turun 10,58 persen," aku pejabat BPS itu.
Ekspor nonmigas Februari 2020 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$1,87 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,63 miliar dan Jepang US$1,14 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 35,32 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,10 miliar.
Menurut provinsi asal barang, papar Yunita, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Februari 2020 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$4,72 miliar (17,13 persen). Kemudian diikuti Jawa Timur US$3,30 miliar (11,95 persen) dan Kalimantan Timur US$2,51 miliar (9,09 persen).
Impor Justru Turun
Sebaliknya, BS juga mencatat nilai impor Indonesia Februari 2020 mencapai US$11,60 miliar. Jumlah itu turun 18,69 persen dibanding Januari 2020, demikian juga apabila dibandingkan Februari 2019 turun 5,11 persen.
"Impor nonmigas Februari 2020 mencapai US$9,85 miliar atau turun 19,77 persen dibanding Januari 2020 dan jika dibandingkan Februari 2019 juga turun 7,40 persen," terang Yunita.
Dia menambahkan, impor migas Februari 2020 mencapai US$1,75 miliar atau turun 12,05 persen dibanding Januari 2020, namun jika dibandingkan Februari 2019 naik 10,33 persen.
Penurunan impor nonmigas terbesar Februari 2020 dibanding Januari 2020 adalah golongan mesin dan perlengkapan elektrik sebesar US$485,9 juta (28,14 persen).
Sementara, peningkatan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula sebesar US$214,6 juta (557,40 persen).
Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Februari 2020 ditempat oleh Tiongkok dengan nilai US$5,92 miliar (26,76 persen), Jepang US$2,38 miliar (10,77 persen), dan Singapura US$1,48 miliar (6,67 persen).
"Impor nonmigas dari ASEAN US$4.713,2 (21,29 persen), sementara dari Uni Eropa US$1.965,0 juta (8,88 persen)," tegas Yunita.(helmi)