OOC 2019 di Oslo Ditutup, Ini Yang Dihasilkan Delegasi Indonesia
Jumat, 25 Oktober 2019, 12:33 WIBBisnisNews.id -- Pemerintah Indonesia menyampaikan keberhasilannya menyelesaikan 11 dari 42 komitmen untuk mendukung terwujudnya laut yang bersih, sehat dan produktif dalam kurun pelaksanaan Our Ocean Conference (OOC) tahun 2017 dan 2018.
Pada OOC 2019 di Oslo, Indonesia menyampaikan 3 (tiga) komitmen melengkapi komitmen yang sudah selesai dan masih berjalan hingga saat ini. OOC 2019 sejak tanggal 23 Oktober 2019 akhirnya resmi ditutup oleh Menteri Luar Negeri Norwegia, Ine Eriksen Soreide pada Kamis waktu Oslo.
"Sepanjang penyelenggaraan OOC tahun 2017 dan 2018, Indonesia mengusulkan 42 (empat puluh dua) komitmen untuk mewujudkan laut yang bersih, sehat dan produktif dimana 11 (sebelas) diantaranya sudah 100 persen terlaksana dan lainnya masih berjalan. Untuk OOC 2019 di Oslo ini, Indonesia kembali mengusulkan 3 (tiga) komitmen baru," jelas Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, R. Sjarief Widjaja yang menjadi ketua Delegasi Indonesia pada acara OOC 2019 di Oslo, Norwegia, Kamis (24/10/2019).
Adapun komitmen yang dihasilkan dalam setiap penyelenggaraan OOC ini merupakan komitmen sukarela yang berwujud nyata dan mempunyai dampak signifikan untuk menciptakan lautan yang bersih, sehat dan produktif dimana pada OOC 2018 di Bali telah menghasilkan hampir seribu komitmen.
"Pemerintah, organisasi dan pelaku bisnis didorong untuk menyampaikan perkembangan, tindakan nyata untuk menciptakan lautan yang bersih, sehat dan produktif pada konferensi tahun ini. Komitmen yang disampaikan juga harus memiliki dampak signifikan, dapat diukur dan memiliki jangka waktu yang jelas," ujar Sjarief.
Adapun Delegasi Indonesia yang menghadiri OOC 2019 terdiri dari perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, BMKG dan KBRI di Oslo untuk mengawal dan menyampaikan perkembangan komitmen dengan 6 (enam) Areas of Action.
Keenam Areas of Action tersebut adalah Marine Protected Areas and Other Area Based Management Measures, Climate Change, Sustainable Fisheries, Marine Pollution, Sustainable Blue Economy dan Maritime Security.
Berdasarkan catatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan selaku focal point untuk OOC disebutkan kesebelas komitmen yang telah diselesaikan 100 persen yang mencakup 6 Areas of Action diantaranya adalah Marine Protected Areas dimana komitmen Indonesia pada OOC tahun 2017 yaitu Indonesia berhasil mewujudkan 22.68 juta Ha area konservasi pada 2018 .
Komitmen 2.3 Juta USD
Selanjutnya, Indonesia menyampaikan komitmen untuk mengalokasikan anggaran sebesar 2.3 juta USD untuk meningkatkan efektivitas manajemen dari 10 Marine Protected Areas nasional dan 24 provinsi.
Komitmen Indonesia yang telah tuntas lainnya adalah pendanaan sebesar 72.000 USD pada 2019 melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional untuk mengidentifikasi area-area untuk kerapu dan budidaya rumput laut di 16 provinsi secara berkelanjutan.
Di area perikanan berkelanjutan (sustainable fisheries), Indonesia menuntaskan komitmennya untuk mengalokasikan anggaran USD 6.754.000 guna meningkatkan produksi perikanan dengan memanfaatkan bioflok teknologi akuakultur dimana penganggaran dibagi dalam 3 tahun mulai 2017-2019. Pada area ini, Indonesia juga menuntaskan komitmen untuk mengalokasikan USD 3 juta bagi keperluan fish stock assessment untuk tahun 2018-2021.
Sementara itu, di area marine pollution, komitmen Indonesia di OOC 2017 juga telah dituntaskan dimana Indonesia telah memiliki Rencana Aksi Nasional untuk pengurangan 70% sampah plastik di laut pada akhir tahun 2025 dan Indonesia akan berinvestasi hingga EUR 0,85 miliar dalam empat tahun ke depan untuk mengembangkan nasional program untuk pengelolaan limbah yang bersumber dari daratan.
Selain itu, komitmen Indonesia dengan Rencana Aksi Nasional untuk memberantas sampah plastik di laut dari tahun2018 hingga 2025 sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Presiden No. 83/2018, yang melibatkan 16 Kementerian, Pemerintah Daerah, Sektor Swasta, dan LSM dengan total anggaran USD 1 Miliar dan berkomitmen untuk melakukan program peningkatan kesadaran masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan pendidikan kegiatan untuk mensukseskan agenda mengurangi sampah plastik di laut dan juga mikro-plastik.
Indonesia dan 17 negara lain yang tergabung di Asia Timur Summit telah mendeklarasikan Pernyataan Pemimpin EAS untuk memerangi sampah Plastik Laut dan mengurangi minimum 2 persen sampah plastik di laut yang melewati batas antar negara.(helmi)