Pahala Akui, Fasilitas Aerobridge Mempengaruhi OTP Garuda
Selasa, 13 Juni 2017, 08:25 WIB
Bisnisnews.id-Kurangnya fasilitas layanan penumpang di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta harus segera dipenuhi. Seperti aerobridge atau garbarata, yang sampai saat ini masih jadi keluhan sebagian penumpang.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Pahala N Mansury berharap fasilitas itu segera dipenuhi sebelum seluruh airlines anggota Sky Team dipindahkan ke terminal 3.
Baca Juga
Di terminal itu nantinya, selain digunakan Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik dan internasional, juga dalam waktu yang belum ditentukan seluruh airlines anggota Sky Team akan dipindahkan.
Sekarang ini airlines anggota Sky Team yang beroperasi baru Garuda Indonesia. PT Angkasa Pura II awalnya akan memindahkan seluruh airlines internasional anggota Sky Team dari terminal 2 ke terminal 3 pada tanggal 1Juni 2017 namun tertunda dengan alasan teknis.
"Kami berharap fasilitas itu memang tersedia. 'Kan sekarang juga lagi ada penyelesaian sesuai yang kita butuhkan," kata Pahala, Senin (12/6/2017) pada acara buka puasa bersama di kantor Garuda Indonesia Kebun Sirih Jakarta Pusat.
Dikatakan, kurangnya fasilitas garbarata berpengaruh terhadap ketepatan waktu terbang atau On Time Performance (OTP). Sebab akan ada penumpang yang dilayani tidak melalui gasilitas garbarata, tapi harus dibawa dengan shuttle bus ke remote yang posisi pesawatnya cukup jauh.
Namun kata Pahala, dalam tiga bulan terakhir ini sudah banyak kemajuan. OTP Garuda Indonesia juga mengalami peningkatan di atas 88 persen. Sampai saat ini jumlah penumpang yang dilayani dengan fasilitas garbarata sekitar 80 persen, dan terus diupayakan hingga 100 persen.
"Kecepatan layanan ini kan berpengaruh terhadap OTP Garuda," jelasnya.
Baca Juga:
-Kinerja Keuangan Garuda Dapat Sorotan
-Chatay Pacifik PHK 400 Karyawannya
-Singapura Airlines Siap-siap Lakukan PHK
-Giliran Kesepakatan CORSIA Ditinjau Ulang
Pada kesempatan itu Pahala menjelaskan pertumbuhan kinerja perseroan yang sudah jauh lebih baik dibanding pada periode tiga bulan pertama. Dimana, kinerja keuangan mengalami penurunan.
Kata Pahala ada sejumlah kebijakan yang dilakukan untuk mendongkrak pertumbuhan kinerja. Di antaranya, memaksimalkan armada yang ada, baik pesawat yang dioperasikan Garuda maupun anak usaha yaitu Citilink.
"Alhamdulillah sekarang sudah ada perkembangan yang signifikan,"jelasnya.
Dengan adanya pertumbuhan itu, manajemen optimis kinerja operasional dan keuangan perusahaan itu dalam waktu satu hingga dua tahun mendatang akan lebih baik lagi dibanding saat ini. Melakukan pembenahan, seperti optimalisasi armada pesawat dan memperbaiki kualitas pelayanan penumpang.
"Saya optimistis bisa tercapai satu hingga dua tahun ke depan," jelasnya.
Kata Pahala, dari sisi operasional sudah bagus, terutama layanan kepada pelanggan. Namun, harus melakukan pembenahan biaya, sehingga saat ini fokus memperbaiki dan meningkatkan pendapatan sehingga kinerja keuangan membaik, paling lama dua tahun.
Sebelumnya, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyatakan Maskapai Garuda Indonesia perlu melakukan efisiensi segera agar kondisi keuangan finansial perusahaan lebih sehat.
Kondisi yang dialami Garuda, menurut Agus, diperparah oleh sejumlah faktor lainnya seperti pembukaan bandara internasional yang sangat banyak, kenaikan harga avtur yang cukup tinggi, serta proses birokrasi yang panjang.
Bicara soal efisiensi, ini bukanlah hal baru di dunia maskapai penerbangan. Baru-baru ini sebanyak 400 staf Cathay Pacific di posisi level A,B dan non manajerial telah dikurangi, menyusul babak pertama yang sebelumnya dipangkas sebanyak 190 staf.
Tindakan serupa juga akan dilakukan Singapore Airlines yang sepertinya akan mengikuti jejak Cathay Pacific dan mulai mengurangi beban yang tidak relevan. Mereka memiliki karyawan sampai lebih dari 24 ribu.(Syam S)