Pasca Mudik Lebaran Pemilik Truk Menangis, Pendapatannya Hilang 50 Persen
Selasa, 30 April 2024, 08:37 WIBBISNISNEWS.id - Pembatasan truk angkutan barang saat mudik Lebaran 2024 masih membekas dan sejumlah pelaku usaha keluhkan merosotnya pendapatan usaha.
Para pelaku usaha angkutan barang mengusulkan agar kebijakan itu ditinjau ulang dengan konsep yang lebih bijak dan menguntungkan semua pihak.
Dalam beberapa tahun terakhir ini para pengusaha angkutan barang (trucking) merasa dianak tirikan, terutama saat menjelang mudik liburan panjang hari raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.
Ketua Assosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengaku sedih, kebijakan pembatasan angkutan barang saat mudik telah memangkas 50 persen pendapatan.
" Kami bukan tidak mendukung kebijakan pemerintah soal arus mudik Lebaran, tapi konsepnya tolong di rubah, jangan sampai memangkas pendapatan kami," kata Tarigan, di sela-sela berlangsungnya kegiatan silahturahmi Halal Bihalal pengurus dan Anggota Aptrindo, Senin (29/4/2024) Jakarta.
Dikatakan, masalah selanjutnya yang dihadapi para pemilik truk adalah, sulitnya melakukan pengembangan dan peremajaan armada. Selain, pendapatannya menurun, yang salah satunya diakibatkan oleh pembatasan truk di jalan, juga rendahnya daya beli para pengusaha truk akibat tingginya harga armada baru.
" Bagaimana mau meremajakan armada, untuk membiayai yang ada saja kami sudah sulit," jelas Tarigan.
Wakil Ketua Umum bidang Pengembangan Usaha Aptrindo, Felix Daniel Lawalata memprediksi, dengan kondisi yang ada saat ini, dalam waktu 10 hingga 25 tahun kedepan, jumlah armada angkutan barang akan merosot .
" Kami tidak bisa lagi melakukan peremajaan karena harga truk semakin mahal, sedangkan pendapatan kami tidak pernah naik, kami lebih memilih merawat.yang ada saja saat ini," ungkapnya.
Harga armada baru saat ini Rp 1,5 miliar. "Dengan harga sebesar itu kami lebih memilih merawat yang ada," kata Felix.
Bahkan sekarang ini, banyak pengusaha truk lebih memilih investasi di bidang lain ketimbang harus menambah armada baru.
" Misalnya investasi ke rumah makan atau bisnis lainnya yang lebih menjanjikan ketimbang harus membeli mobil baru," jelasnya.
(*/Syam)