PDB Ketiga Di G20, Nenek 81th Tinggal Di Kandang Ayam
Senin, 08 Mei 2017, 21:33 WIBBisnisnews.id - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut laju pertumbuhan ekonomi Indonesia urutan tiga dunia telah dikritik Kolumnis South China Morning Post Jake Van Der Kamp. Walau Istana menekankan bahwa yang dimaksud adalah urutan di antara negara G20, namun peringkat tersebut tidak menghapus kenyataan bahwa masih ada warga lansia tinggal di kandang ayam karena rumahnya terendam banjir.
Agar pernyataan Presiden tentang PDB Indonesia urutan ketiga tidak terlalu jauh dari kenyataan, sudah seharusnya jajaran bawah, dalam hal ini Pemerintah Kota Tangerang dan juga Pemerintah Daerah memperhatikan nasib Rodiah, nenek 81 tahun yang harus tinggal di kandang ayam.
Lansia ini harus merasakan pahitnya tinggal di kandang ayam lantaran rumah tuanya selalu digenangi banjir, yang berada di kawasan Kecamatan Karang Tengah Kelurahan Karang Mulya.
Saat disambangi, sangat jelas terlihat genangan air mengepung rumah tua di Gang Haji Demang RT.05/05 Kelurahan Karang Mulya Kecamatan Karang Tengah Tangerang dan ironisnya itu sudah berlangsung beberapa hari, termasuk rumah warga lainnya. Aroma tidak sedap juga sangat tercium di sekeliling rumah itu.
Menurut Rodiah jika hujan turun, banjir pasti singgah dirumahnya. Namun jika hujan terjadi pada malam hari, ia mengaku langsung pindah ke gubuk reyot samping rumah yang dahulunya dijadikan kandang ayam.
"Kalau hujan malam saya pindah ke kandang ayam itu. Tapi sekarang ini kan kandang ayam tempat enyak tidur itu sudah hampir terendam, makanya enyak numpang sama cucu enyak disini," jelasnya hari Senin (08/05/2017).
Rodiah mengaku pada musim penghujan ini dirinya lebih sering menempati bekas kandang ayam tersebut lantaran khawatir.
"Enyak mah emang tidur di kandang ayam, disitu mah udah ga bisa ditidurin, ya banjir semua. Enyak udah puluhan tahun disitu ga mau pindah," ungkap Rodiah sambil meneteskan air mata.
Menurut Rodiah, banjir yang menggenangi wilayah ini termasuk rumahnya disebabkan adanya pembangunan perumahan yang tidak memikirkan drainase saluran air. Rodiah juga mengaku terpaksa harus meminjam sejumlah uang untuk menguruk rumahnya agar tidak tergenang air.
"Utang enyak juga udah segunung, enyak udah abis 7 juta lebih buat ngebenerin itu rumah. Air sepinggang yang sudah masuk ke dalam rumah juga kaga cepat surut ," ungkap Rodiah yang mengaku jadi sering sakit-sakitan.
Dirinya mengaku sudah melaporkan hal ini kepada Pemerintah Daerah melalui Kantor Kelurahan Karang Mulya. Namun dia sangat menyayangkan lambatnya respon dari pihak terkait.
"Enyak udah 2 kali lapor tapi emang kaga diperhatikan. Kemaren ada orang dari kecamatan sama dari kota yang Dateng kesini katanya mau betulin rumah enyak tapi ga tau kapan," ujarnya.
Saat ini nenek yang singgah di bekas kandang ayam itu hanya berharap rumahnya dapat dibenahi sebelum Ramadhan tiba.
"Enyak cuma mau tenang ibadah. Kalo malem suka nangis liat rumah kaya gini, aernya item terus bau, ya Allah," tutup Rodiah dengan kucuran air mata. (Iqbal)