Pelabuhan Ditutup, PELNI Lakukan Strategi Pola Penyesuaian Operasional
Sabtu, 04 April 2020, 13:55 WIBBisnisNews.id -- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) - PT PELNI (Persero) melakukan penyesuaian terhadap strategi pola operasional pada beberapa kapalnya. Hal ini menindaklanjuti sejumlah informasi terkait penutupan pelabuhan pada beberapa wilayah di Indonesia sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus COVID-19.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero), Yahya Kuncoro menjelaskan hingga saat ini (4/4) sudah terdapat beberapa Pemerintah Daerah yang menyatakan untuk menutup sementara seluruh akses masuk keluarnya masyarakat, termasuk dengan pelabuhan diantaranya Provinsi Papua (Jayapura, Timika, Agats, Merauke, Nabire, Biak, Serui), Papua Barat (Sorong, Manokwari, Kaimana, Fakfak, Wasior), Maluku (Saumlaki, Namrole, Sanana, Dobo), Kalimantan (Batulicin, Bontang), Nusa Tenggara (Waingapu, Larantuka), Sumatera (Belinyu, Tanjung Pandan), Sulawesi (Awerange, Bitung) dan Kepulauan Riau (Letung, Tarempa).
Adapun beberapa kapal penumpang yang terdampak adalah KM Dobonsolo, KM Ciremai, KM Nggapulu, KM Dorolonda, KM Dempo, KM Labobar, KM Sinabung, KM Tidar, KM Leuser, KM Tilongkabila, KM Tatamailau, KM Sirimau, KM Bukit Raya, KM Lawit, KM Kelimutu, KM Pangrango, KM Sangiang, KM Egon serta KM Binaiya.
"Hingga kini, kapal kami diperbolehkan untuk sandar hanya untuk kebutuhan bongkar muat barang (sembako dan cargo) tetapi tidak untuk aktifitas naik turun penumpang. Demi keamanan bersama, PELNI mematuhi kebijakan yang berlaku," jelas Yahya.
Dengan ditutupnya beberapa pelabuhan, maka hal tersebut berdampak pada pelayaran kapal-kapal PELNI baik itu kapal penumpang maupun kapal perintis. PELNI juga terus berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan terkait alternatif rute sehingga kegiatan operasional tetap berjalan.
"Seluruh rute kapal yang dioperasikan oleh PELNI merupakan penugasan dari Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan. Manajemen juga terus mengusahakan agar dapat memberikan pelayanan transportasi laut bagi masyarakat di Indonesia," tambahnya.
Sejumlah calon penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket di masa penutupan pelabuhaan juga dapat membatalkan tiket perjalanan dengan pengembalian uang tiket (refund) sebesar 100 persen dan penukaran dapat dilakukan di loket PT PELNI. PELNI juga akan menurunkan penumpang di pelabuhan awal atau pelabuhan selanjutnya bila pelabuhan tujuan penumpang telah ditutup.
Siapkan Antisipasi Covid-19
Sebagai bentuk antisipasi, PELNI telah menjalankan pengukuran suhu tubuh bagi seluruh penumpang sebelum naik ke atas kapal. Perusahaan juga melakukan penyemprotan disinfektan pada seluruh kapalnya secara berkala, serta menerapkan physical distancing bagi para penumpang dengan mengatur jarak antar penumpang sejauh satu meter.
Selain itu telah disediakan hand sanitizer di setiap dek penumpang, sabun cuci tangan di setiap toilet, memberikan masker bagi penumpang yang sakit ditengah perjalanan, serta memberikan himbauan mengenai kesehatan melalui pengeras suara setiap tiga jam.
PELNI sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang transportasi laut hingga saat ini telah mengoperasikan sebanyak 26 kapal penumpang dan menyinggahi 83 pelabuhan serta melayani 1.100 ruas.
PELNI juga melayani 45 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah T3P dimana kapal perintis menyinggahi 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas.(nda/helmi)