Pelaku Usaha: Tol Laut Harus Fokus Ke Rute Perintis
Kamis, 14 September 2017, 17:59 WIB
Bisnisnews.id - Pengusaha pelayaran menilai rute tol laut yang ada sekarang ini akan lebih efektif bila diperkuat pada jalur perintis. Selain langsung mengena sasaran juga menghindari gesekan dan tumpang tindih dengan rute komersial yang sudah dilalui pelayaran swasta.
Direktur PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (Tempuran Mas) menjelaskan, konsep Tol Laut cukup bagus hanya saja perlu sinergi antara pemerintah dan swasta.
"Untuk penentuan rute tol laut selanjutnya, sebaiknya pemerintah memilih jalur perintis yang belum dilalui pelayaran swasta. Dengan demikian subsidi dari pemerintah untuk kapal tol laut akan lebih efektif," tutur Teddy Arief Setiawan, saat duhubungi Kamus, (14/9/2017).
Kata Teddy, masih banyak daerah-daerah yang belum tersentuh transportasi laut, yakni jalur-jalur perintis. Dari jalur perintis ini juga harus diperhatikan distribusinya ke pedalaman yang selama ini disalurkan melalui kapal-kapal kecil karena melalui sungai atau bahkan menggunakan pesawat.
"Jalur distribusinya harus dibenahi, ongkos angkut kapal itu hanya 1/3 dari total biaya yang menentukan harga barang. Sisanya harus benar-benar diperhatikan. Dengan jalur distribusi yang masih seperti saat ini, bukan end user atau masyarakat yang diuntungkan, tetapi pedagang pengumpul. Untuk tol laut ini, satu paket pembenahannya," kata Teddy.
Dia mengakui, keikutsertaan Tempuran Mas sebagai salah satu operator kapal tol laut melalui tender bukan untuk mencari keuntungan, melainkan untuk berkontribusi kepada program pemerintah.
"Dari mengoperasikan kapal tol laut yang di subsidi, bukan profit atau keuntungan yang kami utamakan. Malah lebih untung kalau jalan sendiri tanpa mengoperasikan kapal tol laut. Meski demikian, dengan adanya subsidi, biaya operasional kapal tol laut bisa tertutupi, tetapi jangan bicara mengenai keuntungan ya, jauh," tuturnya.
Menurutnya, dalam mengoperasikan kapal tol laut, sering terjadi muatan balik masih kosong dari pelabuhan tujuan. Inilah yang perlu menjadi perhatian bersama antara pemerintah pusat dan daerah, khususnya pemda untuk menggerakkan kegiatan ekonomi di daerahnya sehingga ada muatan balik kapal, bisa berupa hasil bumi ataupun kerajinan dari daerah-daerah rute tol laut tersebut.
Tempuran Mas saat ini melayani tol laut untuk trayek T4 melalui proses pelelangan umum yakni Tanjung Perak - Bau Bau - Manokwari - Bau Bau - Tanjung Perak. Adapun trayek tol laut sendiri saat ini sudah mencapai T13 atau 13 trayek, yakni PT Pelni melayani 7 trayek (T3, T5, T6, T9, T11, T12, dan T13, PT Mentari Sejati Perkasa melayani 3 trayek (T1, T2, T10), PT Mandala Sejahtera Abadi melayani 1 trayek (T7) dan PT Luas Line melayani 1 trayek (T8).
Tak Pengaruhi Harga
Secara terpisah, Kadisperindag sekaligus Assisten II Setda Kaimana, Papua, Martinus Furima mengatakan tol laut tidak berpengaruh terhadap harga barang-barang di Kaimana, bahkan cenderung harga barang di daerah ini naik 10%.
"Tetapi ada juga barang tol laut turun harganya, namun tidak signifikan, sangat kecil, sehingga tidak berpengaruh terhadap masyarakat di Papua, karena masyarakat selama ini sudah terbiasa membeli barang dengan harga mahal disini," tuturnya saat dihubungi Bisnisnews.id.
Untuk itu, pihaknya segera akan membentuk panitia pengawas untuk jasa angkutan tol laut ini. Dengan pengawasan itu diharapkan paket kkriman barang melalui kapal tol lait tidak disalahgunakan.
Hingga tahun ini, pemerintah sudah menganggarkan Rp355,05 miliar untuk program subsidi tol laut ini, dimana Rp 226,43 miliar berupa penugasan yakni kepada PT Pelni dan Rp128,61 miliar melalui pelelangan umum yakni perusahaan pelayaran swasta tersebut. (Lia/Adhitio)