Pelayanan Bus Damri Bandara Soekarno-Hatta Lumpuh
Sabtu, 06 Juli 2019, 10:18 WIBBisnisnews.id -- Layanan bus DAMRI Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sejak Sabtu (6/7/2019) dini hari lumpuh.. Awak dan armada bus DAMRI melakukan mogok kerja, akibat permasalahan awak bus dengan manajemen BUMN itu.
Data yang dihimpun menyebutkan, layanan DAMRI Bandara Soetta akan beroperasi sejak pu?ul 03.00 WIB. Ilham, seorang pengguna bus DAMRI di Blok M , Jakarta Selatan mengaku kesulitan menuju Bandara Soetta karena Bus DAMRI tak beroperasi.
Pengakuan serupa juga disampaikan Ani, penguna bus DAMRI dari Kayuringin, Bekasi Barat. Dia menunggu bus dari jam 04.00 WIB, tapi tak satupun bus DAMRI menuju Bandara Soetta yang masuk.
Lebih parah lagi, loket bus DAMRI di Bandara Soetta juga sudah ditutup, karena tak ada karyawan atau awak bus yang biasa berjaga dan melayani masyarakat pengguna jasa dari bandara terbesar di Indonesia itu.
Untuk menuju Bandara Soetta, akhirnya mereka terpaksa naik taksi atau taksi online menuju bandara. Tetunya dengan harga jauh lebih mahal dibanding bus reguler yang dioperasikan BUMN Perum DAMRI itu.
Manajemen Minta Maaf
Sementara, Manajemen Perum DAMRI melalui Sekretaris Perusahaan, Restiti Sekartini
menyampaikan permohonan maaf jika hari ini (Sabtu, 6/7/2019) layanan DAMRI untuk trayek-trayek Basoetta mengalami gangguan sebagai imbas dari pengemudi yang mogok kerja.
"Demo pengemudi DAMRI Basoetta sebenarnya berlangsung kemarin, Jumat 6 Juli 2019, tuntutannya adalah agar helper-helper lama direkrut oleh DAMRI dan diposisikan di dalam bus kembali," kata Restti menjawab Bisnisnews.id, Sabtu.
Menurutnya, demo pengemudi yang diduga didalangi oleh segelintir provokator tersebut sudah mengarah pada tindakan anarkis dengan menyerang pejabat DAMRI yang langsung menemui mereka dengan maksud menjelaskan kebijakan perusahaan dan untuk mendapatkan titik temu.
Helper
Sebagai informasi, papar Rastiti, manajemen DAMRI menetapkan kebijakan terkait helper sebagai berikut:
DAMRI sedang mengembangkan dan melaksanakan penggunaan electronic ticketing system. E-tiket, bukan hanya merupakan pilihan tetapi suatu keharusan. Khusus di lokasi Bandara Soekarno Hatta, PT. Angkasa Pura II sudah sedemikian gencar dengan digitalisasi, kebijakan DAMRI tentunya selaras dengan kebijakan AP II dan tuntutan jaman.
Dengan system e-tiket, layanan helper di dalam bus (on board) sudah tidak diperlukan. Namun perlu digarisbawahi bahwa layanan helper tidak pernah dihilangkan. Layanan helper dipindahkan dari dalam bus (on board) ke luar bus (off board).
Sesuai dengan fungsinya, helper-helper DAMRI disiagakan untuk membantu pelanggan DAMRI di titik-titik pemberangkatan dan titik-titik kedatangan. Dengan demikian tidak ada pengurangan layanan DAMRI dengan adanya perpindahan posisi helper.
Di lain pihak, DAMRI melakukan pembenahan status helper dari kondisi tanpa ikatan kerja menjadi pegawai dengan status sesuai aturan pemerintah, karena selama ini mereka direkrut oleh pengemudi.
Setelah dilakukan tes terhadap sekitar 300 orang helper, hanya 90 orang yang lulus. Yang lulus tes seharusnya bisa langsung bekerja, namun mereka mengundurkan diri, terprovokasi oleh rekan-rekannya yang tidak lulus dan melakukan protes.
Agar layanan helper off board segera tersedia, DAMRI kemudian bekerjasama dengan perusahaan outsourcing untuk segera menyediakan helper sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian helper lama dapat bekerja kembali melalui perusahaan outsourcing apabila lolos persyaratan.
Sistem Etiket DAMRI, menurut Rastiti, merupakan kebijakan penting DAMRI untuk mengendalikan pendapatan. Dan ternyata tanpa helper on board, pendapatan Basoetta meningkat per-hari-nya bahkan hingga mencapai 40%.
Titik temu antara manajemen DAMRI dengan pengemudi yang demo kemarin sebenarnya sudah dicapai, yaitu jumlah helper off board akan ditambah, dan untuk rute-rute sibuk akan diberikan helper on board. Namun pengemudi yang sudah bersikap anarkis, berbalik meminta DAMRI mengeluarkan surat kesepakatan damai. (Helmi)