Pemerintah Akan Bangun PLTS di Area Bekas Tambang Batubara
Rabu, 22 Januari 2020, 09:11 WIBBisnisNews.id -- Pemerintah akan membangun sumber listrik di tempat-tempat bekas tambang batubara sehingga polusinya bisa dinetralisir. Kebijakan menjadikan lahan bekas tambang sebagai sumber listrik baru berbasis energi panas matahari atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sekaligus mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, peluang ini sebagai jawaban atas tantangan semakin menipisnya sumber energi berbasis fosil dan keterbatasan bantuan global atas pendanaan finansial untuk proyek-proyek yang menggunakan energi fosil.
"Kita menuju transformasi dari energi fosil ke EBT kendati butuh waktu. Selama ini area bekas tambang sering menjadi masalah. Ke depan, akan dirubah jadi potensi usaha yang menjanjikan," ungkap Menteri Arifin.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM F.X. Sutijastoto menjelaskan detail rencana tersebut lahan bekas tambang. Pemerintah sudah melakukan evaluasi awal terhadap 200 hektare (ha) lahan bekas tambang yang siap digarap untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Ini akan selaras dengan pembangunan transmisi listrik," Sutijastoto usai konferensi pers Capaian Sektor ESDM.
Menurut Sutijastoto, pembangunan PLTS pada bekas lahan tambang membutuhkan rentan waktu yang lebih singkat dibandingkan pembangkit yang lain. Setidaknya, pembangunan PLTS dinilai bisa dilakukan dalam 1 tahun saja.
Rencananya, penggunaan lahan bekas tambang untuk lokasi pembangkitan tidak hanya bisa dilakukan oleh penambang, namun terbuka untuk pelaku bisnis lainnya. "Kalau cukup Business to Business (B to B) ya cukup di situ nggak harus yang punya tambang," jelas Sutijastoto.
Pemerintah sendiri memiliki komitmen untuk mengoptimalkan pemanfaatan EBT sekaligus memenuhi target investasi EBT pada 2020 sebesar USD2,3 milar. Optimalisasi dimanfaatkan guna mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil. "Kita akan memanfaatkan sumber-sumber kita untuk meredukusi kebutuhan BBM.
"Kita tidak bergantung pada sumber-sumber fosil. Dengan begitu, beberapa dekade ke depan bisa menjadi negara yang berdaulat energi," tegas Menteri Arifin.(nda/helmi)