Pemerintah Aktifkan Kembali Sejumlah Bandara di Lintas Selatan Jawa
Jumat, 26 Januari 2018, 11:31 WIBBisnisnews.id - Pemerintah tingkatkan konektivitas transportasi umum massal berbasis jalan raya, rel dan udara di lintas Selatan Jawa guna mengurangi kepadatan di jalur utara. Di lintasan Utara itu sendiri sekarang ini setiap harinya di lintasi lebih dari 4000 penerbangan.
Di wilayah Utara Jawa saat ini terdapat 11 Bandara komersial eksisting. Yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Husein Sastranegara (Bandung), Cakrabhuwana ( Cirebon), Dewa Daru (Karimun Jawa), Ahmad Yani ( Semarang), Adi Soemarmo ( Solo), Ngloram (Blora), Bawean (Madura), Trunojoyo (Madura), dan Juanda (Surabaya).
Sedangkan di wilayah Selatan Jawa saat ini baru terdapat tujuh bandara komersial yaitu Bandara Wiriadinata (Tasikmalaya), Nusawiru (Pangandaran), Tunggul Wulung ( Cilacap), Adi Sutjipto ( Yogyakarta), Abdurrahman Saleh ( Malang), Notohadinegoro (Jember) dan Blimbingsari (Banyuwangi).
Wilayah selatan Pulau Jawa yang membentang dari Pandeglang - Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Banyuwangi Jawa Timur penduduknya cukup besar atau sekitar 40 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Jawa. Sedangkan Produk domestik regional bruto (PDRB) daerah selatan ini menyumbang sekitar 25 persen dari PDRB Pulau Jawa.
Kepala Bagian Kerjasama dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agoes Subagjo mengatakan, pengembangan angkutan udara di lintas Selatan Jawa bersamaan dengan pengembangan infrastruktur jalan raya dan kereta api.
"Kereta api dan angkutan jalan raya sedang dikembangkan, sekarang kita juga lakukan di transportasi udara, karena jalur utara sudah sangat padat," kata Agoes, Jumat (26/1/2018).
Ditjen Perhubungan Udara, ugkap Agoes akan mengaktifkan kembali sejumlah bandara. Seperti bandara Nusawiru Pangandaran, bandara Wirasabah Purwokerto, bandara Tunggulwukug Cilacap dan sejumlah badara pendukung lainnya yang selama ini tidak aktif.
Bandara-bandara yang akan diaktifkan itu umumnya di bawah penguasaan TNI AU, termasuk bandara Wiradinata di Tasikmalaya yang telah dilayani penerbangan sipil oleh Wing Air dari Halm Perdanakusuma.
Pengembangan lintas Selatan Jawa yang disasar diantaranya Pandeglang, Banten, Sukabumi, Yogyakarta, Tulungagung hingga ke Banyuwangi. "Nanti transportasi udara lintas selatan membentang hingga ke Banuwangi Jawa Timur, seperti juga di jalur transportasi berbasis rel," jelas Agoes.
Pengembangan bandara beserta navigasi penerbangannya tersebut akan mengacu pada tatanan kebandarudaraan nasional yang tertuang dalam UU no. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.
"Kami akan bekerjasama TNI AU dan AirNav sebagai penyelenggara navigasi penerbangan. Sedangkan TNI AU adalah pemilik bandara di Selatan Jawa yang selama ini dijadikan pangkalan militer. Pengembangan ini juga kami libakan Pemda setempat yang punya wilayah," jelas Agoes.
Nantinya akan terjadi keseimbangan antara lintas utara dan selatan Jawa. Targetnya adalah pembangunan dan pertumbuhan ekonomi bisa lebih merata.
"Dengan adanya pembangunan bandar udara baru, perekonomian akan tumbuh dan membuat maskapai penerbangan bisa membuka konektivitas dengan membuka rute-rute baru. Pada tahun 2017 lalu, kami sudah membuka 83 rute baru di seluruh Indonesia," ujar Agoes lagi. (Syam S)