Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro Ekonomi Sektor ESDM
Minggu, 01 September 2019, 08:03 WIBBisnisNews.id -- Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2020 diseakati beberapa asusmi makro ekonomi khususnya di sektor ESDM Pemerintah/ Kementrian ESDM dan DPR menyepakati asumsi makro tersebut dalam rapat kerja di Jakarta, kemarin.
Disepakati lifting minyak bumi sebesar 755.000 barel per hari, lebih tinggi dari Nota Keuangan Presiden RI Jokowi tanggal 16 Agustus 2019 sebesar 734.000 barel per hari. Kesepakatan ini juga lebih besar dari prognosa lifting tahun 2019 sebesar 754.000 barel per hari.
Sebelumnya sempat ada usulan dari anggota Komisi VII DPR agar lifting minyak ditetapkan antara 775.000 hingga 800.000 barel per hari. Namun setelah dilakukan diskusi panjang, disepakati lifting minyak 755.000 barel per hari.
Baca Juga
“Saran saya, karena hasil rakernya 20 Juni 2019 itu kita sepakat 734.000 barel per hari, ya kita pakai range (lifting) antara 734.000 hingga 775.000 barel per hari. Kalau mau satu angka, 755.000 barel per hari. Lumayan rundingan begini berhasil tambah 21.000 barel per hari,” kata Menteri ESDM Ignasius Jonan dan disetujui anggota DPR.
Dengan perubahan lifting minyak menjadi 755.000 barel per hari, maka total lifting migas tahun 2020 sebesar 1.946.000 barel per hari setara minyak. Lifting gas tetap 1.191.000 barel setara minyak per hari.
Dalam raker tersebut juga disepakati ICP antara 58-63 Dolar AS per barel. Cost recovery 8-10 miliar Dolar AS, di atas kesepakatan raker tanggal 20 Juni 2019. Volume BBM bersubsidi tetap 15,87 juta KL, terdiri dari minyak tanah 0,56 juta KL dan minyak solar 15,31 juta KL.
Volume LPG 3 kg ditetapkan 7,5 juta MT. Angka ini juga lebih tinggi dari hasil raker 20 Juni 2019 sebesar 7 juta MT. Kenaikan volume ini merupakan upaya Pemerintah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
Selain itu juga dipengaruhi oleh kecenderungan harga CP Aramco yang merupakan acuan pasar untuk pembentukan harga LPG, terus menurun hingga setengah dari harga tahun 2008, ketika konversi mitan ke LPG mulai dilaksanakan.
“Sekarang harga CP Aramco hanya separuhnya, mungkin 370 Dolar AS per MT. Kalau memang diperlukan 7,5 juta MT, ya ditulis 7,5 MT. Tidak ada masalah sebenarnya ini. Kalau kita lihat realisasi LPG tahun ini masih rendah sekali karena harga CP Aramco turun terus,” papar Menteri Jonan seperti diansir laman esdm.go.id.
Subsidi terbatas minyak solar (gasoil 48) ditetapkan sebesar Rp500 per liter, di atas nota keuangan Rp1.000 per liter. Sementara subsidi listrik diketok Rp62,21 triliun.(helmi)