Pemerintah Optimis UEA Serius Berinvestasi Lima Miliar Dolar AS
Senin, 08 Juli 2019, 10:54 WIBBisnisnews.id - Pemerintah optimis rencana investasi Uni Emirate Arab (UEA) ke Indonesia akan terwujud dan sampai saat ini masih dalan pembahasan serius.
Keyakinan pemerintah itu ditandai dengan kehadiran Menteri Energi dan Perindustrian Uni Emirat Arab Suhail Mohamed Al Mazrouei di Kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla pada hari Jumat 5 Juli 2019 lalu.
Ini menunjukan keseriusan pihak UEA untuk menggelontorkan uangnya ke Indonesia. Dari pertemuan itu diketahui, negeri kaya asal Timur Tengah itu bukan hanya tertarik di sektor energi tapi juga infrastruktur, keuangan dan patiwisata.
Hanya saja secara rinci belum disebutkan, pada sektor infrastruktur apa saja yang akan diinvestasikan karena akan ada pembahasan lanjutan sebagai realisasi pertemuan antara
Suhail dan Jusuf Kalla.
Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Ignatius Jonan kemarin menyatakan, bila terwujud, investasi asal UEA itu sangat membantu upaya pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan di Indonesia.
Total nilai investasi ditaksir lebih dari 5 miliar dolar AS. Sejauh ini rencana tersebut masih terus dibicarakan dan diharapkan dalam waktu dekat sudah ada kesepakatan.
"Kerja samanya kita coba tingkatkan. Tidak harus di bidang migas dan pertambangan. Misalnya infrastruktur, sektor keuangan, pariwisata atau pembiayaan UKM," jelas Jonan seperti dilansir laman esdm.go.id.
Keyakinan itu juga disampaikan Suhail yang menunjukan keseriusannya berinvestasi di Indonesia.
"Kami tidak melihat untuk investasi yang kecil di sini, kami kumpulkan investasi bersama dikombinasikan dalam sebuah rencana aksi nilainya hingga multi billion dollar untuk investasi UEA ke Indonesia," tutur Menteri Suhail.
Indonesia kata Menteti Suhail punya potensi perekonomian luar biasa. "Indonesia masuk sebagai 16 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Bahkan berpotensi menjadi 10 besar dunia," ungkap Suhail.
Salah satu potensi kerja sama yang bisa digarap adalah di sektor hulu minyak dan gas (migas). Terutama dengan Pertamina dalam rangka meningkatkan produksi migas Indonesia.
"Persatuan Emirat Arab berharap berdiskusi dengan Pertamina tentang peningkatan investasi dan mengembangkan lebih banyak lapangan migas demi meningkatkan produksi migas," ujar Menteri Suhail.
Selain itu, UEA juga menunjukkan ketertarikan menjalankan bisnis di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT). Apalagi Uni Emirat Arab memiliki perusahaan yang bergerak di industri EBT, yaitu Masdar.
"Kami memiliki perusahaan bernama Masdar, yang telah berinvestasi di banyak negara, mereka adalah pemimpin dan mempunyai kemampuan untuk menekan biaya energi terbarukan," kata Suhail lagi.
Dalam pertemuan dengan para investor Uni Emirat Arab
Menteri Jonan juga menawarkan investasi SPBU. Konsumsi BNM di Indonesia cukup tinggi dan persebaran SPBU di Indonesia belum merata. Akibatnya, sering memicu disparitas harga BBM bahkan kadang terjadi kelangkaan BBM di Tanah Air.
Seperti diketahui, bisnis hilir migas di Indonesia sudah terbuka untuk umum termasuk pelaku usaha asing. Jumlah penduduk, populasi kendaraan bermotor serta wilayah Indonesia yang luas membuat usaha SPBU cukup menjanjikan.
Saat ini saja tercatat beberapa SPBU asing atau swasta nasional di Indonesia seperti Shell, Petronas, AKR dan lainnya termasuk SPBU Pertamina dan para mitranya.(Helmi)