Pemerintah Terapkan Dua Subsidi Kapal Tol Laut
Senin, 05 November 2018, 22:00 WIBBisnisnews.id - Pemerintah terapkan dua pola subsidi program Tol Laut. Yaitu pengoperasian kapal dan subsidi pemanfaatan ruang muat kapal komersial.
Plt. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, yang juga KSOP kelas I Banten Capt. Wisnu Handoko mengatakan, hingga saat ini sudah 15 trayek kapal tol laut dan tiga trayek tambahan yang menyinggahi daerah-daerah yang masuk ke dalam kategori daerah tertinggal, terpencil dan tarluar.
Pembangunan sarana transportasi laut dilakukan untuk memperlancar arus penumpang, barang dan jasa, serta menjadi sarana penyebar informasi ke seluruh penjuru tanah air, sehingga dapat memperlancar roda perekonomian dan membantu distribusi logistik nasional.
"Program Tol Laut merupakan salah satu perwujudan program nasional transportasi laut Pemerintahan saat ini, yang mana salah satu tujuannnya yaitu untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan," ucap Wisnu Senin (5/11/2018)
Guna mencapai sinergi yang diinginkan dalam program tol laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menghadirkan Publik Service Obligation (PSO) yang menjadi komponen program tol laut. Seperti PSO penumpang kelas ekonomi, PSO angkutan barang di laut, PSO angkutan kapal perintis dan rede, PSO angkutan kapal ternak, dan PSO barang dan peti kemas, yang dilaksanakan oleh PT. Pelni, BUMN dan Swasta.
"Kelima jenis komponen tol laut tersebut harus dipahami sebagai angkutan laut yang teratur dan terjadwal (Liner) bukan Tramper, karena dalam pengoperasian Tramper kapal berjalan tanpa jadwal yang regular dan rute yang tidak teratur. Sehingga apa yang diinginkan bangsa ini untuk merangkai pulau – pulau dalam sebuah konektivitas transportasi laut yang rutin dan terjadwal bisa terwujud," jelasnya.
Selain itu, saat ini para pengguna jasa tol laut juga kian dipermudah melalui layanan aplikasi berbasis online bertajuk Informasi Muatan dan Ruang Kapal (IMRK), yang memberikan informasi seputar muatan dan kapasitas ruang kapal yang digunakan.
“Penerapan aplikasi IMRK berbasis online ini akan mengurangi disparitas harga dan menjaga subsidi program tol laut oleh Pemerintah dapat berjalan tepat guna dan tepat sasaran,” imbuhnya.
Menurut data dari Kementerian Perdagangan periode bulan Januari-Juni 2018, harga barang kebutuhan pokok dan penting di beberapa daerah yang dilalui trayek tol laut terpantau mengalami penuruan disparitas harga, seperti penurunan harga beras sebesar 21,43 persen di Fak-fak, harga gula di Wasior turun sebesar 32,22 persen, harga minyak goreng turun 27,5 persen di Buru dan harga semen di Mimika turun sebesar 14,11 persen. (Rayza)