Pendanaan Kereta Api Kecepatan Tinggi, China Atau Jepang ?
Jumat, 07 Juli 2017, 01:26 WIBBisnisnews.id - Pemerintah sekarang mempertimbangkan China untuk mendanai kereta api berkecepatan tinggi yang juga didukung Jepang. Kalkulasi biaya yang lebih tinggi telah melemahkan kelayakan proyek tersebut, menurut Menteri Koordinator Kelautan Indonesia Luhut Pandjaitan (6/7/2017).
Pernyataan tersebut disampaikan beberapa bulan setelah Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe membahas bagaimana proyek senilai Rp 102 triliun (US $ 7,66 miliar) bisa dimulai.
Luhut mengatakan jalur yang ada sekarang tidak memiliki infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung kereta api yang lebih baru dan lebih cepat. Upgrade jalur yang ada akan menghasilkan lonjakan biaya, tambahnya.
"Dengan lebih dari 100 belokan di lintasan, biayanya bisa naik, tapi kita juga perlu mengeksplorasi apakah kita perlu membangun jalur baru."
Biaya lintasan yang baru bisa naik lima kali lipat dari biaya semula Rp 102 triliun.
Meskipun ada biaya yang besar, jalur baru ini juga mungkin harus bersaing karena infrastruktur transportasi Surabaya membaik lewat jalan tol dan transportasi udara.
Ketika ditanya apakah Jepang masih akan menjamin proyek tersebut meski harganya lebih tinggi, Luhut mengatakan akan mempertimbangkan negara dengan dana termurah.
"Kalau kita bisa mengamankan dana lebih murah, maka beban negara minimal," katanya.
China juga menyatakan minatnya terhadap proyek tersebut dan menurut Luhut, China dan Jepang tengah dipertimbangkan.
Indonesia juga mencari dukungan finansial untuk proyek ini dari sektor swasta.
"Kita akan lihat apakah ini akan dibiayai pinjaman atau B2B (business to business)," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Dia menambahkan bahwa konstruksi diperkirakan akan dimulai pada 2020.
Sementara itu, wakil kepala misi di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Kozo Honsei, mengatakan bahwa dia tidak tahu sampai sejauh mana Luhut merujuk pada jalur baru, karena usulan awal Jepang hanya untuk meningkatkan perkeretaapian Jakarta-Surabaya yang sudah ada.
Namun, dikutip dari CNA, Honsei berpendapat bahwa Jokowi dan Abe berkomitmen terhadap proyek ini. (marloft)