Penerbangan Terpuruk, INACA : Kebijakan Pemerintah Belum Sepenuhnya Memihak
Kamis, 31 Juli 2025, 22:36 WIB
BISNISNEWS.id - Maskapai nasional akui, kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Tingkat keterisian penumpang belum berimbang dengan ketersediaan armada.
Berdasarkan laporan Indonesia National Air Carrier Association (INACA) keterpurukan itu masih
sangat dirasakan sepanjang 2024 hingga 2025.
Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja mengatakan, kondisi itu terangkum berdasarkan informasi para anggota INACA dalam Rapat Umum Anggota (RUA) yang berlangsung di Hotel Aston Jakarta, pada Kamis (31/7/2025).
" Penumpang yang selalu penuh, bukan berarti terjadi pertumbuhan yang positif, tapi lebih disebabkan kurangnya armada," jelasnya.
Disebutkan, banyak faktor yang menyebabkan, keterpurukan yang dialami maskapai penerbangan nasional.
Selain kondisi di dalam negeri, geopolitik global juga memberikan kontribusi besar terhadap lambannya pertumbuhan.
Misalnya terganggunya rantai pasok untuk pesawat dan sparepart, serta harga minyak dan kurs rupiah terhadap dollar AS yang cenderung meningkat.
Di dalam negeri, dampak pandemi Covid-19, kebijakan pemerintah serta iklim usaha yang diwarnai persaingan bisnis tajam juga membuat industri penerbangan belum kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.
Hal ini mengakibatkan jumlah penumpang domestik untuk penerbangan berjadwal selama tahun 2024 stagnan dengan tahun 2023.
Selain itu jumlah pesawat juga turun karena banyak pesawat yang masuk perawatan MRO dan kesulitan mendapatkan spareparts.
Terdapat beberapa tantangan penerbangan nasional, baik untuk maskapai penerbangan berjadwal, tidak berjadwal dan kargo yang harus disikapi bersama stakeholder penerbangan.
Yakni, regulasi yang kurang fleksibel
risiko nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, pengadaan spareparts, hubungan dengan pengelola bandara dan Airnav
Masalah operasional penerbangan tidak berjadwal (terbang malam, terbang khusus , air ambulance dll)
Ilegal charter (penerbangan charter ilegal).
Diperlukan langkah-langkah strategis jangka pendek, menengah dan panjang agar tantangan ini bisa segera teratasi dan industri penerbangan pulih seperti sebelum pandemi Covid-19.
DALAM RUA itu juga dibahas upaya peningkatan kondisi finansial maskapai penerbangan baik maskapai penerbangan berjadwal, tidak berjadwal, kargo dan perintis melalui regulasi operasional bisnis penerbangan yang lebih adil.
Menyelenggarakan konektivitas penerbangan secara komprehensif dengan sistem hub dan spoke baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. (Syam)