Pengelolaan Blok Migas ke Makin Banyak di Tangan Nasional
Sabtu, 14 September 2019, 09:46 WIBBisnisNews.id -- Pemerintah melalui Kementerian ESDM secara khusus merumuskan berbagai regulasi guna mengoptimalkan sumber daya manusia lokal melalui alih kelola blok migas terminasi melalui Pertamina. Sudah terdapat 12 blok migas yang sudh dan akan dikelola oleh Pertamina, yaitu Siak (2013), Mahakam (2017), Sanga - Sanga, East Kalimantan dan Attaka, Southeast Sumatera, Tuban, Ogan Komering dan NSO (North Sumatera Offshore) pada (2018).
Selain itu, ada Blok Jambi Merang dan Raja/Pendopo (2019), Rokan (2021) serta Blok Corridor (2026) mendatang. Dari pengelolaan domestik tersebut, Pemerintah berharap dapat meningkatkan peran nasional dan daerah dalam pengelolaan sumber daya alam, penghematan devisa dan potensi peningkatan penerimaan negara, meningkatkan efisiensi biaya operasional dan menjaga ketahanan energi dalam negeri.
Keberhasilan menjaga dan meningkatkan tingkat produksi migas oleh PT. Pertamina (Persero) menjadi nilai optimisme tersendiri bagi Pemerintah. Terlebih mengenai penekanan laju penurunan produksi secara alamiah (decline) yang bakal menjadi tantangan selama proses transisi alih kelola blok migas.
Pesan ini ditekankan para narasumber dalam Temu Netizen ke-16 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkolaborasi dengan SKK Migas dan Pertamina pada acara Ngopi Ngegas X Temu Netizen XVI di Jakarta, kemarin.
Guna lebih memperdalam informasi seputar pekerjaan-pekerjaan baru di sektor energi ini, Acara kali ini juga menghadirkan narasumber-narasumber berpengalaman di bidangnya, ialah Jaffee Arizon Suardin yang turut mengawal perencanaan strategis migas pada SKK Migas; Dharmawan H Samsu sebagai Direktur Hulu Migas Pertamina, serta Mukhtasor dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang memiliki segudang ilmu terkait seluk beluk persoalan sektor Migas.
Lebih dari 100 netizen dari berbagai kalangan hadir begitu antusias menyimak paparan narasumber kali ini yang banyak menceritakan proses alih kelola, latar belakang dari pengambilan kebijakan sekaligus kesempatan-kesempatan menarik yang bakal mereka dapatkan bila alih kelola migas dilakukan oleh anak bangsa.
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan membuka wawasan dan memberikan inspirasi bagi para mahasiswa, pelajar, civitas akademika, pelaku industri dan pemerintah untuk berpartisipasi dan berkolaborasi dalam upaya sejauh mana kesiapan sumber daya manusia Indonesia mampu mengelola secara mandiri dan berdaya saing.(helmi)