Pengembangan Bandara Dewadaru Karimunjawa Ditargetkan Selesai Tahun 2022
Minggu, 12 Januari 2020, 06:50 WIBBisnisNews.id -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menargetkan pengembangan Bandara Dewadaru, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah selesai di tahun 2022. Upaya ini dilakukan guna mendorong aksesibilitas transportasi menuju Pulau Karimunjawa yang terletak di Kabupaten Jepara, Jateng sebagai destinasi wisata yang sangat diminati wisatawan mancanegara.
"Sekarang ini panjang runway 1200 meter. Kita akan buat menjadi 1.600 meter, bahkan 1.700 meter. Dengan begitu, pesawat baling-baling sejenis ATR-72 bisa mendarat dengan kapasitas penuh. Kemudian terminal penumpang sekarang ini tidak sampai 1000 meter persegi akan dibangun 2000 meter persegi hingga 2800 meter persegi. Ditargetkan tahun 2022 selesai dengan kapasitas yang jauh lebih besar," kata Menhub Budi di Bandara Dewadaru, Sabtu.
Disampaikan Menhub Budi, dengan perpanjangan runway ini nantinya akan dapat menambah frekuensi penerbangan dari dan menuju Pulau Karimunjawa. Saat ini hanya terdapat satu maskapai Wings Air yang melayani secara reguler tiga kali dalam seminggu dimana tingkat keterisian penumpangnya sudah 100 persen.
Ditambahkan Menhub saat ini dengan panjang runway yang ada yaitu 1200 meter, pesawat ATR-72 dari maskapai Wings Air tidak dapat mengangkut penumpang dengan kapasitas maksimal demi pemenuhan aspek keselamatan.
"Nanti pada saat bandara ini runwaynya 1600 meter kita akan tingkatkan pergerakan dari pesawat-pesawat terutama dari Semarang," katanya.
Selain menambah kapasitas, Menhub mengatakan, membuka kesempatan untuk adanya penambahan rute baru menuju Pulau Karimunjawa.
"Misalnya bisa dari Bandara Kulonprogo ke Karimunjawa. Ini akan jadi kombinasi pariwisata yang baik dengan Borobudur,” ungkap Menhub Budi. "Karena kalau dia mau di satu tempat Candi Borobudur bisa kombinasi ke sini," ungkap Menhub Budi.
Saat ini Bandara Dewadaru memiliki runway berukuran 1200 x 30 meter dimana secara fisik bandara ini telah memiliki runway 1400 x 30 meter dimana saat ini masih menunggu verifikasi. Sedangkan untuk taxiway berukuran 62 x 15 meter, dan apron berukuran 91 x 50 meter yang dapat melayani pesawat sejenis ATR-72. Luas terminal penumpang Bandara Dewadaru saat ini baru 220 meter persegi.
Ditambahkan Menhub Budi terkait perluasan terminal Bandara Dewadaru ini diperlukan anggaran Rp. 20-30 milyar, sedangkan untuk terminal pihaknya akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 30-40 miliar. "Perluasan terminal itu alokasi dari Kemenhub, sedangkan (kebutuhan) tanah dari pemda tingkat 1 dan pemda tingkat 2," ucap Menhub.
Terkait dengan hal tersebut untuk pengerjaan perpanjangan runway dan pembangunan gedung terminal akan diusulkan dalam anggaran tahun 2021.
Selain mengembangkan bandara, Menhub menyebut juga akan mengembangkan angkutan darat dan laut di Pulau Karimunjawa. Secara khusus untuk angkutan darat Menhub akan membuka peluang swasta dengan menerapkan skema "buy the service". Untuk itu Menhub meminta kepada Pemda setempat untuk memetakan rute bus yang nantinya akan melayani.
Terkait angkutan laut, diakui Menhub saat ini pelayanannya di Pulau Karimunjawa sudah cukup baik. Sudah ada tiga operator yang melayani penyeberangan dari dan ke Pulau Karimunjawa yaitu Pelni, ASDP, dan operator swasta secara komersial.
Turut mendampingi Menhub dalam kunjungan kerja ini Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti, Direktur Bandar Udara Praminto Hadi, Kepala Bandara Dewadaru Yoga Komala, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.(helmi)