Penilaian Bank Dunia Terhadap Logistik Indonesia Hanya Persepsi
Senin, 08 Juli 2024, 13:09 WIBBISNISNEWS.id-Soal tingginya biaya logistik versi bank dunia, dimana Indonesia selalu menempati posisi teratas dalam hal biaya tinggi logistik, okeh para pelaku usaha merah putih, jangan terlalu ditanggapi serius
Data yang disampaikan bank dunia itu, hanya berdasarkan persepsi dan bukan fakta di lapangan. Karena kondisi yang sebenarnya, distribusi barang cukup lancar dan di setiap pelabuhan tidak ada kongesti.
Chairman International Federation of Freight Forwarders Associations (FIATA) Yukki Hanapi mengatakan, data bank dunia kurang kuat, hanya berdasarkan asumsi
Faktanya, ungkap Tukki, sekarang ini yang seringkali kongesti adalah negara tetangga yaitu Singapura. " Coba deh kita perhatikan sejumlah pelabuhan utama di Indonesia, lancar-lancar aja tuh," jelas Yukki, dalam acar ngobrol santai baru-baru ini di Danau Sunter Jakarta.
Dikatakan, kalau biaya logistik Indonesia tinggi, harusnya ada satu peristiwa, misalnya, daftar tunggu kapal yang lama, bongkar muat dan terjadi kongesti.
Nyatanya, tidak ada kapal maupun pergudangan yang mengalami kongesti.
" Sudah saatnya kita semua pelaku usaha logistik, menggaungkan persepsi serupa. Kegiatan logistik nasional aman dan lancar, di pelabuhan utama tidak ada kapal yang mengalami kongesti," imbuhnya.
Praktisi Shipping Asmary Herry menegaskan, Indonesia sangat luas, tidak bisa dibandingkan dengan Singapura. " Kami tidak yakin setiapndata yang disodorkan bank dunia yang selalu menempati posisi Indonesia sebagai negara dengan biaya logistik paling mahal, apa ukurannya," jelasnya (Syam)