Penuh Kontroversi, Qatar Tidak Sesali Jadi Tuan Rumah FIFA 2022
Selasa, 21 November 2017, 17:37 WIBBisnisnews.id - Pejabat senior Qatar mengatakan Senin 20 November bahwa tidak ada penyesalan dalam pengajuan penawaran FIFA 2022, meskipun ada pelecehan yang telah diterima negara tersebut sejak terpilih sebagai tuan rumah.
Berbicara pada sebuah konferensi pers untuk menandai peringatan lima tahun sebelum turnamen dimulai, Hassan Al Thawadi mengatakan Qatar berhak mengajukan penawaran untuk turnamen utama sepak bola.
"Itu akan selalu layak dilakukan," kata Thawadi, Sekretaris Jenderal Komite.
"Kami menderita penganiayaan, apakah kami pernah menyesalinya? Tidak, kami tidak akan pernah menyesalinya."
Dia menambahkan: "Apa pun yang nilainya berharga, tidak akan pernah mudah didapat."
Sejak secara kontroversial dipilih FIFA untuk menjadi tuan rumah turnamen tersebut pada 2022, Qatar telah menjadi sebagai pusat badai sorotan dunia.
Negara tersebut telah dikritik atas pelanggaran hak asasi manusia dan perburuhan dan oleh tuduhan korupsi.
Baru-baru ini, Qatar dituduh mendukung terorisme sebagai bagian dari sengketa sengit yang melibatkan Doha dan tetangganya Arab Saudi, UEA dan Bahrain, serta Mesir.
Krisis tersebut membuat Qatar diboikot secara politis dan ekonomi oleh negara-negara tetangga atas dugaan dukungannya terhadap kelompok-kelompok ekstremis dan hubungan mereka dengan Iran. Qatar membantah tuduhan tersebut.
Mengacu pada krisis Teluk ini, Thawadi memohon kepada negara-negara yang saat ini dalam perselisihan dengan Qatar untuk mengizinkan penggemar bola melakukan perjalanan.
"Kami berharap negara-negara yang memblokade memungkinkan masyarakat mereka untuk dapat berpartisipasi dalam kesempatan sekali seumur hidup ini," katanya.
Qatar mengharapkan sekitar 1,5 juta penggemar selama turnamen tersebut, mayoritas dari Timur Tengah dan terutama Arab Saudi.
Pekan lalu diumumkan bahwa Saudi, UEA dan Kuwait tidak akan ambil bagian dalam Piala Teluk tahun ini, yang diselenggarakan oleh Qatar, karena ketegangan politik.
Piala Dunia Qatar dimulai pada 21 November 2022.
FIFA secara kontroversial setuju untuk memainkan turnamen tersebut di akhir tahun karena kekhawatiran suhu yang terik di negara gurun.
Turnamen ini akan lebih pendek dari biasanya dan berakhir dalam 28 hari.
Pemerintah Qatar mengatakan awal bulan ini bahwa pihaknya telah menyelesaikan 65 persen proyek untuk tahun 2022.
Qatar yang menghabiskan 500 juta dolar seminggu untuk mempersiapkan diri pada tahun 2022, baru-baru ini mengumumkan perombakan besar-besaran terhadap sistem perburuhannya, termasuk pengenalan upah minimum.
Pada konferensi pers, Thawadi juga mengatakan bahwa Qatar akan mendukung tawaran Maroko untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026.
"Kami mendukung tawaran Maroko dan akan memperpanjang dukungan jika diperlukan," katanya.
Thawadi juga menambahkan bahwa ia ingin melihat mantan bintang Barcelona Xavi Hernandez sebagai pelatih nasional Qatar di masa depan.
"Dengan kualitas yang dia miliki, saya tidak ragu bahwa dia seharusnya menjadi pelatih," katanya.
"Saya ingin dia menjadi pelatih tim nasional, namun saya tidak memiliki wewenang untuk memutuskannya, bukan di tangan saya."
Xavi saat ini bermain untuk klub liga Doha Al Sadd dan telah menyatakan keinginannya untuk melatih Qatar. (marloft)