Penyeberan Merak - Bakauheni Siap Mengantisipasi Lonjakan Penumpang Nataru
Senin, 26 November 2018, 22:13 WIBBisnisnews.id - Pelabuhan penyeberangan Merak - Bakauheni siap mengantisipasi kenaikan jumlah kendaraan bermotor para pemudik liburan Natal 2018 dan Tahun 2019 (Nataru)
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan, saat liburan panjang di akhir tahun ini, penyeberangan Merak - Bakauheuni selain mengoperasikan kapal-kapal ukuran 5.000 GT ke atas juga dioperasikannya Tol Trans Sumatera Lampung-Palembang.
"Kalau untuk penumpang, yang dibawah 5.000 GT enggak jadi masalah, tapi kalau untuk mengangkut mobil dan motor bisa lebih banyak diangkut oleh kapal di atas 5.000 GT. Jadi nanti semuanya diangkut dengan kapal tersebut mengingat Tol Lampung sampai Palembang sudah selesai dibangun dan akan segera operasional," kata Dirjen Budi Senin (26/11/2018) di atas Kapal Penyeberangan Port Link pada lintas Bakauheni menuju Merak.
Dirjen Budi menyampaikan? ada sejumlah operator kapal baru yang mengajukan izin untuk pengoperasian kapal di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni.
"Tol Lampung ke Palembang ini kan sudah selesai, jadi saya dapat banyak permintaan untuk menerbitkan izin operasi kapal dari operator-operator baru. Tetapi, sesuai dengan moratorium yang ada izin tidak saya kasih," tegas Dirjen Budi.
Dia meyakini, 70 kapal yang saat ini beroperasi di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni masih mampu mengatasi lonjakan kendaraan bermotor imbas dari keberadaan Tol Trans Sumatera.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi juga telah menyiapkan beberapa strategi guna mengantisipasi lonjakan angkutan kendaran bermotor yang dibawa menyeberang dari Merak ke Bakauheni.
Salah satu strategi yang dilakukan Ira adalah sejalan dengan yang disampaikan Dirjen Budi, yakni dengan fokus mengoperasikan kapal baru dengan ukuran di atas 5.000 GT.
"ASDP akan menyediakan empat unit kapal eksekutif yaitu KMP Sebuku, KMP Batumandi, KMP Portlink, dan KMP Portlink III. KMP Sebuku dan KMP Batumandi berukuran 5.556 GT mampu membawa 812 penumpang dan 200 kendaraan, kemudian KMP Portlink berukuran 12.619 GT mampu membawa 1.000 penumpang dan mengangkut 250 kendaraan serta KMP Portlink III yang memiliki kapasitas 1.300 penumpang dan mampu mengangkut 550 kendaraan," jelas Ira.
*Dermaga Alternatif*
Selain itu, upaya antisipasi lainnya yang dilakukan oleh Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub adalah dengan membangun Dermaga Margagiri-Ketapang di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni.
Adapun kajian terhadap Dermaga Margagiri-Ketapang telah dilakukan sejak 2014, tetapi sampai saat ini pembangunannya masih belum bisa dilaksanakan. Menurut Budi, Asian Development Bank (ADB) yang merupakan pihak pemberi pembiayaan dermaga tersebut belum mengeluarkan hasil kajian dan studi kelayakan atau feasibility study (FS).
"Tapi setelah sekian lama itu mandek enggak tahu kenapa. Akhirnya kami ketemu ADB dan mereka akan review lagi FS itu soal kemungkinannya feasible secara ekonomis atau enggak. Sampai sekarang belum diberikan ke kami itu FS-nya dan karena masih belum pasti, saya belum bisa menyiapkan anggaran buat pembebasan lahan di kedua tempat tersebut," terang Dirjen Budi.
Terminal Eksekutif
Ira menambahkan, posisi kapal-kapal yang diperasikan ASDP berada di lintasan reguler dan bakal disesuaikan dengan jadwal operasional Terminal Eksekutif yang rencananya untuk menunjang pelaksanaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
ASDP juga tengah membangun Terminal Eksekutif di Dermaga 6 Merak dan Dermaga 7 Bakauheni. Ira dengan percaya diri menyatakan bahwa Terminal Eksekutif ini nantinya akan lebih bagus dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Terminal Eksekutif itu saat ini masih dalam tahap pembangunan dan diperkirakan bakal beroperasi pada Desember 2018 dan beroperasi penuh pada Maret 2019. (Rayza)