Pergeseran Paradigma Dalam Diagnosis Diabetes
Jumat, 02 Maret 2018, 09:33 WIBBisnisnews.id - Para ilmuwan pada hari Jumat 2 Maret meluncurkan revisi klasifikasi diabetes, yang mereka katakan dapat menyebabkan perawatan lebih baik dan membantu dokter memprediksi secara lebih akurat komplikasi yang mengancam dari penyakit ini.
Ada lima jenis diabetes yang berbeda dapat terjadi pada orang dewasa, dan bukan dua seperti saat ini diketahui, menurut laporan The Lancet Diabetes & Endocrinology, sebuah jurnal medis terkemuka.
Temuan ini konsisten dengan tren yang berkembang terhadap "obat presisi", yang tepat memperhitungkan perbedaan tiap individu dalam penanganan penyakit.
Dengan cara yang sama seperti pasien transfusi harus menerima golongan darah yang tepat, sub tipe diabetes memerlukan perawatan yang berbeda, menurut saran penelitian ini.
Demikian pula, para ilmuwan juga telah mengidentifikasi jenis mikroba yang berbeda ( ekosistem bakteri di saluran pencernaan), yang dapat bereaksi berbeda terhadap obat yang sama sehingga membuatnya kurang efektif.
"Ini adalah langkah pertama menuju personalisasi pengobatan diabetes," kata penulis senior Leif Groop, seorang ahli endokrinologi di Universitas Lund Swedia, menambahkan bahwa klasifikasi baru ini adalah pergeseran paradigma tentang bagaimana penyakit ini dilihat.
Penderita diabetes memiliki glukosa darah terlalu tinggi, atau gula darah, yang berasal dari makanan.
Sekitar 420 juta orang di seluruh dunia saat ini menderita diabetes, dengan jumlah yang diperkirakan meningkat menjadi 629 juta pada tahun 2045, menurut Federasi Diabetes Internasional.
Saat ini, penyakit ini terbagi menjadi dua sub tipe. Sedangkan hasil penelitian yang baru telah mengklasifikasikannya menjadi 5.
Dengan tipe-1 umumnya didiagnosis pada masa kanak-kanak dan terhitung sekitar 10 persen kasus. Tubuh sama sekali tidak membuat insulin, hormon yang membantu mengatur kadar gula darah.
Untuk tipe-2, tubuh membuat beberapa insulin tapi tidak cukup, yang berarti glukosa tetap berada di dalam darah.
Dilansir dari AFP, Bentuk penyakit ini sangat berkorelasi dengan obesitas dan dapat seiring berjalannya waktu, menyebabkan kebutaan, kerusakan ginjal, dan penyakit jantung atau stroke. Kasus akut mungkin juga memerlukan amputasi anggota badan.