Peringatan Mantan Eksekutif Facebook : 'Anda Sedang Diprogram'
Rabu, 13 Desember 2017, 07:44 WIBBisnisnews.id - Seorang mantan eksekutif Facebook telah mengkritik jejaring sosial karena memisahkan struktur sosial masyarakat.
Chamath Palihapitiya, yang bekerja sebagai wakil presiden Facebook untuk pertumbuhan pengguna, berbicara dalam sebuah acara yang diadakan Stanford Graduate School of Business pada tanggal 10 November di mana dia menggambarkan "rasa bersalah yang luar biasa" dalam membantu perusahaan menarik dua miliar pengguna.
Komentarnya menggemakan ucapan Sean Parker, salah satu pelopor awal Facebook, yang berbicara pada 8 November, mengatakan bahwa jejaring sosial tersebut menyediakan "dopamin dan umpan balik validasi sosial, yang mengeksploitasi kerentanan dalam psikologi manusia."
"Kami telah menciptakan alat yang merobek struktur sosial dari masyarakat dari yang seharusnya," katanya kepada para penonton.
Dia menyarankan orang mengambil terobosan keras dari media sosial, yang pengaruhnya dianggap sebagai "loop umpan balik berbasis dopamin jangka pendek."
Dopamine adalah neurotransmiter penting yang terdapat pada otak manusia, yang berfungsi sebagai pengantar pesan atau rangsangan antar saraf, dan sebagai hormon. Umumnya, molekul kecil ini dilepas saat sebuah saraf terangsang untuk menstimulasi saraf lainnya yang letaknya berdekatan.
Palihapitiya merujuk pada sebuah posting blog Facebook pada bulan Oktober yang mengatakan bahwa diperkirakan 10 juta orang di AS melihat iklan Facebook dari Rusia sebelum dan sesudah pemilihan presiden AS. Blog tersebut mengatakan bahwa sebagian besar iklan berfokus pada pesan sosial dan politik yang memecah belah pada isu-isu seperti hak imigrasi dan senjata api.
"Tidak ada wacana sipil, tidak ada kerjasama, kesalahan informasi, ketidakpercayaan dan bukan hanya masalah Amerika, ini bukan hanya tentang iklan Rusia," jelas Palihaptitya. "Ini adalah masalah global."
Rusia membantah mencoba mempengaruhi pemilihan AS.
Dalam contoh lain, Palihapitiya menyebut sebuah tipuan yang beredar di WhatsApp di sebuah desa di India. Dia mengatakan kepada penonton bahwa rumor tersebut memperingatkan orang tua tentang penculikan anak-anak yang akhirnya menyebabkan terjadinya hukuman mati terhadap beberapa orang.
"Kita kurung hidup kita di sekitar perasaan kesempurnaan, karena kita mendapat imbalan dalam sinyal jangka pendek : Hati (hearts), suka (likes), dan jempol (thumbs)," kata Palihaptiya.
"Kami mengacaukannya dengan nilai dan kami mengacaukannya dengan benar, dan justru itu sebenarnya popularitas palsu dan rapuh dalam jangka pendek dan membuat Anda semakin merasa kosong dan kosong sebelum melakukannya."
"Anda tidak menyadarinya tapi Anda sebenarya sedang diprogram."
Palihapitiya mengatakan bahwa dia tidak dapat menawarkan solusi namun ia menangani masalahnya sendiri dengan tidak menggunakan media sosial lagi, sesuatu yang menurutnya telah menyebabkan ketegangan dengan keluarga dan teman-temannya.
Terlepas dari analisis kritis media sosial, Palihaptiya mengatakan bahwa Facebook melakukan hal-hal yang sangat positif.
Rincian pembicaraan itu mulai dibagikan secara luas setelah Guardian membuat artikel dari situs teknologi The Verge pada hari Senin 11 Desember.
Artikel Guardian telah dibagikan di media sosial lebih dari 8.000 kali. Pada hari Selasa 12 Desember, kata-kata dari 'mantan Facebook' sedang tren di Twitter, menghasilkan lebih dari 12.000 tweet sejak Senin pagi karena pengguna media sosial mengomentari Palihapitiya. (marloft)