Pertamina Diminta Sesuaikan Harga Avtur Domestik Dengan Internasional
Selasa, 12 Februari 2019, 11:30 WIBBisnisnews.id - Ribut harga tiket pesawat mahal terus bergulir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut bersuara. Sementara maskapai klaim, harga tiket sudah sesuai ketentuan Tarif Batas Atas (TBA)
Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carrier Association (Sekjen INACA) Tengku Burhanudin mengatakan tiket pesawat tidak dinaikan, penjualan sesuai TBA.
Bahkan rata-rata tiket pesawat yang dijual untul kelas ekonomi mapun full service masih di bawah TBA. Sejumlah calon penumpang bilang tiket mahal karena sekarang airlines sudah mengurangi harga tiket promo.
Dengan tidak adanya tiket promo maka dengan sendirinya harga meningkat. Terlebih pada musim liburan, seperti biasa harga tiket naik karena berlaku hukum pasar, makin tinggi permintaan harga juga bergerak naik.
"Kita si berharap, jangan ada lagi maskapai yang tutup," tuturnya.
Ketua Umum INACA IG. N. Askhara Danaputra yang juga Dirut PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bahkan sebelumnya mengakui, dengan menjual harga tiket di batas atas sesuai TBA maskapai belum untung.
Sebab komponen terbesar biaya operasional pesawat, yaitu bahan bakar (avtur) dalam negeri tinggi. Dia khawatir bila harga tiket pesawat terus ditekan dan dipaksa turun, akan mengancam maskapai gulung tiker
Menyikapi teriakan mahalnya tiket pesawat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Gala Dinner Peringatan HUT ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Ballroom Puri Agung Hotel Grand Sahid Jaya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (11/2/2019) malam mengatakan, tingginya harga tiket pesawat karena harga bahan bakar pesawat yaitu avtur sangat mahal.
Karena itu, Jokowi akan mengundang Dirut Pertamina untuk mendapatkan informasi langsung tingginya harga avtur di dalam negeri. Pilihannya hanya satu, harganya bisa sama dengan harga internasional.
Kata Jokowi, kalau Pertamina tidak bisa menyamakan harganya dengan internasional, pemerintah akan masukkan kompetitor lain sehingga terjadi kompetisi.
“Ya pilihan-pilihannya kan hanya itu, sudah enggak ada yang lain. Karena memang, ini sangat-sangat mengganggu sekali,” tegas Presiden.
Bahan bakar pesawat oleh Pertamina dikatakan Presiden Jokowi monopoli dan kalau seperti itu tidak kompetitif, dibandingkan harga avtur dengan yang di dekat-dekat kita, terpaut kurang lebih 30-an persen. Itu yang harus dibenahi.
“Kalau ini diterus-teruskan ya nanti pengaruhnya ke apa? Ke harga tiket pesawat karena harga avtur itu menyangkut 40 persen dari cost yang ada di tiket pesawat. Ya besok saya panggil aja,” tegas Presiden seraya menambahkan, Pertamina kemarin laporan lisan kepada dirinya untungnya sudah ada di atas Rp20 triliun.
Presien meyakini kalau tidak dimonopoli, pasti banyak yang antre untuk menjual avtur di bandara-bandara di tanah air. (Jam/Syam S)