Pertamina-Bulog MoU Optimalisasi Program Rumah Pangan Kita
Minggu, 18 Agustus 2019, 06:41 WIBBisnisNews.id -- Manajemen PT Pertamina MOR IV Jawa Tengah teken MoU dengan Perum Bulog. Kedua BUMN tersebut berkomitmen untuk mengoptimalkan masing-masing program yaitu RPK dan penyaluran LPG NPSO. Pada tahap awal, direncanakan sebanyak 18 RPK dan 8 outlet LPG akan dioptimalkan dalam melayani kebutuhan masyarakat akan LPG dan keperluan sehari-hari.
MoU ini dilakukan dalam rangka optimalisasi program Rumah Pangan Kita (RPK) milik Bulog dan outlet LPG Non Subsidi Pertamina MOR IV. Kegiatan yang diselenggarakan di koperasi usaha Migas Kota Semarang dihadiri oleh General Manager Pertamina MOR IV, Iin Febrian, serta Ka Divre Jawa Tengah Perum Bulog, Taufan Akib.
“Hal ini sesuai dengan semangat sinergi BUMN yang telah dicanangkan oleh Kementerian BUMN. Nantinya, Pertamina akan mendukung program RPK tersebut dengan bantuan program kemitraan serta penjualan LPG NPSO di RPK”, ujar Iin.
Dikatakan Iin, pada tahap awal, direncanakan sebanyak 18 RPK dan 8 outlet LPG akan dioptimalkan dalam melayani kebutuhan masyarakat akan LPG dan keperluan sehari-hari.
Di sisi lain, Bulog akan mendukung outlet LPG Non PSO milik Pertamina dengan mempromosikan produk LPG NPSO serta produk bulog lainnya yang akan dijual di pangkalan LPG milik Pertamina.
Saat ini, sebanyak lebih dari 39 ribu outlet LPG dan 11 ribu RPK tersebar di seluruh Jawa Tengah. Dengan potensi yang cukup besar tersebut, Pertamina dan Bulog yakin bahwa sinergi ini akan memudahkan masyarakat mendapatkan akses dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya pemenuhan kebutuhan LPG namun juga keperluan sehari-hari dari produk Bulog yang dijual di RPK dan outlet LPG.
“Kedepan, sesuai semangat sinergi BUMN tersebut diharapkan memiliki dampak ekonomi yang cukup signifikan terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat dan stabilisator harga baik dari produk pangan dan produk gas."
"Pertamina dan Bulog komit untuk bisa memberikan semangat dan awareness kepada masyarakat untuk bisa beralih ke barang non subsidi, ” tutup Iin.(helmi)