Perubahan Iklim, Maskapai Sulit Terbang Kapasitas Penuh
Rabu, 09 Agustus 2017, 00:20 WIBBisnisnews.id - Sebuah hasil riset baru dirilis oleh tim dari Universitas Columbia dan Institut Logistics Management, menunjukkan bahwa kenaikan suhu akan memiliki dampak dramatis pada industri penerbangan.
Musim panas ini Amerika telah mengalami beberapa gelombang panas paling kuat dalam beberapa dasawarsa. Di bagian selatan Arizona, merkuri telah naik hingga 48 derajat Celcius. Hal ini berdampak pada infrastruktur negara. Bulan lalu, meningkatnya suhu global membuat puluhan pesawat tidak bisa terbang dalam satu hari.
Para periset memprediksi bahwa pada awal pertengahan abad ini, sekitar 30 persen penerbangan yang berangkat pada hari paling terik, tidak akan dapat lepas landas dengan kapasitas maksimal karena udara yang lebih panas tidak memberikan daya angkat yang cukup.
Dari 19 bandara, Dubai dan LaGuardia di New York diperkirakan akan merasakan dampak terburuknya. Beberapa pesawat tidak akan bisa terbang dengan berat penuh, menurut laporan tersebut. Rata-rata, maskapai penerbangan mungkin harus memangkas 4 persen penumpang atau kargo untuk bisa terbang di hari terik. Jika operator terbang dengan kapasitas lebih sedikit maka harga tiket akan lebih tinggi.
Walau data agak suram, namun maskapai penerbangan bisa mengambil tindakan seperti perbaikan performa mesin, perpanjangan landasan pacu sehingga pesawat bisa mendapatkan kecepatan tambahan, dan menjadwalkan penerbangan ke jam yang kurang terik, kata Radley Horton, salah satu dari penulis laporan
Meski begitu, laporan tersebut hanya menunjukkan bahwa perubahan iklim akan mulai menjadi masalah yang lebih besar bagi maskapai penerbangan. Penelitian lain telah menunjukkan berbagai isu lainnya, termasuk turbulensi udara, peningkatan waktu penerbangan karena perubahan jet tertentu, dan banjir di bandara karena kenaikan permukaan air laut.
Dikutip dari The Economist, Horton mengatakan bahwa yang lebih mendesak adalah apa yang industri penerbangan akan lakukan terhadap perubahan iklim. Sektor penerbangan bertanggung jawab atas kira-kira 2-4 persen emisi dan pertumbuhan jumlah penumpang terbang tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan. (marloft)