Pimpin BPTD V Jambi, Ajie Panatagama Fokus Tingkatkan Keselamatan Transportasi
Rabu, 11 Maret 2020, 11:48 WIBBisnisNews.id -- Kepala BPTD Wilayah V Jambi baru, Syaifuddin Ajie Panatagama, menyampaikan pihaknya akan tetap melanjutkan program-program yang telah dilakukan oleh pendahulunya. Tapi menjadi prioritas mendesak segera dilakukan adalah peningkatan aspek keselamatan transportasi jalan. Selain itu, akan dibangun 8 shelter bus air di 8 lokasi dengan anggaran dari APBN sebesar Rp18 miliar.
"Keselmatan transportasi jaan menjadi prioritas. Paling tidak dalam 3 bulan ke depan harus sudah ada hasilnya," kata Ajie menjawab BisnisNews.id di Jakarta.
Menurut dia, untuk merealisasikan prioritas itu yang akan dilakukan segera adalah penuntasan titik-titik rawan kecelakaan di Provinsi Jambi. Setelah di inventarisir, saat ini sedikitnya ada 90 titik rawan kecelakaan di Provinsi Jambi.
"Jadi target kita (penuntasan titik rawan dan keselamatan) mungkin dua tahun ke depan program andalan kita bisa tercapai. Yang utama dan terakhir adalah penanganan keselamatan," jelas Ajie lagi.
Untuk menunjang target itu, menurut AJie, pertama, kita membangun sarana prasarana dalam mengantisipasi faktor-faktor penyebab kecelakaan serta peningkatan SDM dengan pembentukan komunitas sadar lalu lintas," jelasnya.
Ajie menambahkan, wilayah Provinsi Jambi memiliki karakteristik khusus yaitu transportasi air. Ini menjadi ciri khas, dan akan diperkuat pelayanannya dengan membangun halte-halte Sungai.
"BPTD bersama Pemerintah Pusat/ Kemenhub akan membanun sheltr bus air Jambi. Sambil berjalan, akan disipakan armada bus air yang akan dioperasikan di sungai yang membelah Kota Jambi itu," papar alumni STTD Bekasi itu.
Menurutnya, jika proyek bus air itu sudah beroperasi, maka akan menjadi sarana angkutan sungai yang modern dan pertama di Jambi. "Paling tidak, bus air itu sama dengan Bus Air yang sudah beroperasi di Kota Palembang saat ini," kilah Ajie.
Provinsi Jambi, khususnya Kota Jambi memilisaran sarana dan prasarana angkutan umum, baik darat, laut serta sungai. "Selama ini, angkutan sungai yang ada masih menggunakan kapal-kapal rakyat dan masih sangat minim. Ke depan, dengan anggaran dari APBN akan disiapkan layanan bus air di Jambi," terangg Ajie bangga.
Data Ditjen Hubdat Kemenhub menyebutkan, agu anggaran pembangunan shleter bus air di Jambi sebesar Rp18 miliar, dari anggaran tahun 2020. Sebanyak 8 lokasi shelter bus air akan dibangun, masing-masng seama 180 hari.
Adapun shelter bus air dij Jambi itu meliputi, Shleterusngai rambut, kec. Berbaktanjung Jabung, shelter di Sungai Beras Air Parit Jawa Timur Kec. Mendahara, shelter sungai Beras Dusun Beringin kec. Mendahara.
Kemudian shelter sungai Kuala Langan, shelter sungai Raya Kec. Pangabuan, shelter sungai Sindang Parit kec.Pengabuan, shelter sungai kelurahan Batara Kiri kec. Kuala Tungkal dan shelter sungai Desa Manis Mato Kec. Taman Rajo.
Tuntaskan Zero ODOL di Jambi
Selain itu, Ajie berjanji akan membawa sebagian program-program yang sukses ia lakukan di Riau dan Kepri. Mereka itu antara yaitu untuk penertiban angkutan over dimensi dan over load (Odol). BPTD Riau dan Kepri dibawah kepemimpnan Ajie Panatama menjadi pihak pertama yang menyidik kasus ODOL dan membawanya ke proses hukum sampai diputus bersalah.
"Karena (ODOL) ini merupakan tanggung jawab yang langsung diamanatkan langsung oleh Dirjen Perhubungan Darat, yaitu menuntaskan Odol atau Zero ODOL di Provinsi Jambi harus makin ditingkatkan," sebut mantan penerima penghargaan DPP IKALL tahun 2019 lalu.
Dikaui Ajie, memang tidak mudah mewujudkan program kerja tersebut. "Tapi dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, kita optimis program BPTD V Jambi akan bisa diwujdkan. Bersama kita bisa," tandas Ajie Panatagama.(helmi)