PLN Jakarta Raya Gulirkan Program Pedagang Kuliner Listrik di Pujasera Blok S
Jumat, 19 Juli 2019, 16:58 WIBBisnisnewa.id -- PT PLN menggulirkan program Pedagang Kuliner Listrik di kawasan Pujasera Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Program ini dinilai kebih hemat, bersih dan ramah lingkungan aekaligus mendukung gerakan Jakarta Hijau sekaligua hemat energi.
Manajen PLN pun kembali memantau perkembangan program Pedagang Kuliner Listrik (PKL) yang terdaftar dalam program PKL PT PLN (Persero). Mereka mendapatkan fasilitas kompor induksi dan beberapa alat masak khusus kompor induksi secara gratis dari PLN.
Dalam rangka mendukung Electrifying Lifestyle, PLN melalui UID Jakarta Raya mengadakan program Pedagang Kuliner Listrik (PKL) di kawasan Pujasera Blok S untuk menggunakan listrik sebagai sumber enegi yang aman dan murah bagi masyakat.
Kunjungan tersebut dilakukan oleh EVP Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan (PPP), Edison Sipahutar dan Manager UP3 Area Bulungan, Emir Muhaimin, di Jakarta, kemarin.
"Dari sekitar dua puluh pedagang yang berjualan di Pujasera Blok S, sudah terdapat lima pedagang yang mengikuti program kompor induksi," papar Made Suprateka Executive Vice President Corporate Communication & CSR PL menambahkan.
Dikatakan, di antaranya adalah pedagang Mie Rebus Marindo, Ayam Penyet Mas Andi, Nasi Goreng Birah, Mie Ayam Cak No, dan Soto Ayam Cak Man. Nantinya, PLN akan mendaftarkan beberapa tenant lagi untuk mengikuti program PKL ini.
“Sebagai agen perubahan sudah saatnya kita menggalakkan lifestyle baru kepada masyarakat terutama masyarakat yang bergerak pada bidang kuliner. Sudah ada beberapa titik pujasera lainnya juga festival makanan yang berpotensi untuk dikolaborasikan dengan program kompor induksi ini,” tutur Made lagi.
Sementara, Ahmad (53), pemilik tenant Mie Rebus Marindo menuturkan pengalaman pertama menggunakan kompor induksi. Menurut Ahmad, penggunaan kompor induksi ternyata tidak serumit yang ia bayangkan.
Ahmad hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja untuk membiasakan diri beralih dari penggunaan kompor konvensional ke kompor induksi.
Jika sebelumnya Ahmad membutuhkan waktu 1 jam untuk mengolah bubur, semenjak menggunakan kompor induksi Ahmad hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit saja. Selain menghemat waktu, penggunaan kompor induksi juga mereduksi biaya produksi.
“Dulu biaya bahan bakar bisa habis 50 ribuan sehari, yang saya rasakan sekarang saya mengisi token 100 ribu di hari Sabtu masih ada sisa sampai hari ini,” ujar Ahmad.
Hal tersebut juga dirasakan oleh pedagang lainnya. Andi (30) pemilik tenant Ayam Penyet Andi menambahkan penggunaan kompor induksi juga berpengaruh pada segi kebersihan.
“Jauh lebih praktis dan bersih sekarang, ga ada asap. Dipegang juga ga panas. Semoga ke depannya akan ada alat masak dengan dimensi yang lebih besar jadi bisa masak besar,” imbuh Andi.(helmi)