Polistisi PAN Tolak Kebijakan Wapres Jusuf Kalla
Selasa, 04 April 2017, 10:55 WIBBisnisnews.id - Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Yayuk Basuki tetap menolak permintaan Wakil Presiden Jusuf Kalla agar adanya pengurangan jumlah cabang olahraga (cabor) di Asian Games 2018.
Pasalnya, 42 cabor dengan 458 nomor yang dipertandingkan telah diputuskan Inasgoc dan Dewan Olimpiade Asia (OCA) pada Corcom meeting ke-VI. "Saya menolak jika adanya efisiensi dengan mengurangi jumlah cabor di Asian Games 2018. Itu kan sudah diputuskan dalam Corcom Meeting dan jangan sampai berdampak merugikan kepentingan Indonesia," kata Yayuk Basuki di Jakarta, Senin (3/4/2017).
Menurut Yayuk, pemerintah harus memikirkan untung dan ruginya jika menginginkan adanya pengurangan cabor yang telah ditetapkan dalam Corcom. Sebab, keputusan pengurangan cabor tersebut bisa saja mempengaruhi keberadaan beberapa cabor unggulan yang diajukan Indonesia. "Sayang kan kalau sampai adanya pengurangan memunculkan penolakan terhadap cabor unggulan Indonesia seperti pencak silat, jet ski, panjat tebing dan bridge yang berpotensi meraih emas," katanya.
Efisiensi anggaran dengan jalan mengurangi jumlah cabor, kata Yayuk, kurang tepat mengingat pelaksanaan Asian Games 2018 di Indonesia. "Kurang tepat mengurangi cabor untuk efisiensi apalagi sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Kasihan kan cabor yang sudah melakukan persiapan tidak dipertandingkan," katanya.
Hal senada juga dilontarkan Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia (PP PCI), Arsyad Ahmadin. "Ini sudah sangat mengkhawatirkan kalau memang benar-benar terjadi pengurangan cabor yang telah ditetapkan dalam Corcom Meeting dalam rangka efisiensi," katanya.
Sebenarnya, kata Arsyad Ahmadin , tidak perlu lagi ada pengurangan cabang cabang yang dipertandingkan di Asian Games apalagi sudah diputuskan dalam Corcom Meeting.
"Kalau Pemerintah dan Inasgoc ingin efisiensi banyak cara yang harus dilakukan bukan dengan jalan mengurangi cabor-nya. Mereka kan hadir sebagai delegasi negara ke Indonesia dengan membayar per kepala U$ 50 baik atlit dan ofisial," ujarnya.
Menurut Arsyad, efisiensi bisa dilakukan dengan cara melakukan pemotongan anggaran untuk kegiatan opening dan closing ceremony. Kemudian, jumlah kepanitiaan INASGOC dirampingkan sehingga tidak mubazir.
"Sangat memprihatinkan cabor yang sudah enam kali dibahas di tingkat Corcom pun masih bisa berubah padahal Asian Games sudah semakin dekat," katanya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memberikan sinyal tentang pengurangan jumlah cabor dari 42 menjadi 36 cabor dalam rangka efisiensi. "Efisiensi anggaran tak akan kurangi kemeriahan Asian Games," ujar Wapres.
Hingga kini masih menjadi perdebatan sengit enam cabang olahraga yang akan dicoret dari Asian Games 2018. (Gungde Ariwangsa)